GPT-5 Punya 3 Mode Berpikir Baru, Pengguna ChatGPT Bebas Pilih

OpenAI resmi meluncurkan GPT-5 pekan lalu. Kini, model AI terbaru itu memiliki tiga mode berpikir baru, yang terdiri dari Auto, Fast, dan Thinking.
Ketiga mode baru ini hadir untuk memberikan pilihan ke pengguna, bagaimana mereka menginginkan AI merespons perintah dan pertanyaan yang diajukan.
Informasi soal tiga mode baru di GPT-5 diumumkan langsung oleh CEO OpenAI, Sam Altman, lewat sebuah posting di akun X (dulu Twitter) pribadinya, Selasa (12/8/2025).
Dalam postingan tersebut, Altman mengatakan tiga mode tersebut bisa dipilih pengguna berbayar ChatGPT Plus, lewat fitur model picker. Fitur ini memungkinkan pengguna memilih model AI yang diinginkan untuk berinteraksi.
Untuk mode "Auto", tampaknya akan memudahkan pengguna dalam mendapat jawaban dari model AI. Sebab, mode ini berfungsi sebagai router di GPT-5.
Router di sini bukan pemancar perangkat sinyal Wi-Fi, melainkan komponen logika di sistem AI yang membantu menentukan model atau teknis apa yang tepat untuk menjawab prompt atau perintah pengguna.
Misalnya, ketika peritah yang diajukan berupa pertanyaan matematika, maka router ini akan memilih model paling cocok untuk menjabarkan soal matematika.
Mode ini bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna, apakah ingin mengakses model AI yang responsif atau lambat.
Tampilan model picker (pemilih model) yang ada di ChatGPT sekarang menampilkan beberapa opsi, mencakup Auto, Fast, dan Thinking. Sam Altman, CEO OpenAI mengumumkan pengaturan ini lewat postingan di akun X pribadinya, Selasa (12/8/2025).
Berlanjut ke mode "Fast", yakni mode yang mampu memberikan jawaban secara instan. Mode Fast disebut cocok digunakan untuk pengguna yang ingin memasukkan perintah dan mendapat jawaban secara singkat.
Sementara mode "Thinking", bekerja dengan sedikit lebih lama untuk memproses pertanyaan karena jawaban yang mode ini berikan, memerlukan proses pemikiran lebih mendalam dan terstruktur.
Altman mengatakan, meski mode Auto adalah cerminan dari model router di GPT-5 yang direncanakan sejak awal, tapi dengan adanya tiga mode baru ini, OpenAI jadi memberikan akses bebas bagi pengguna melewati sistem otomatis tersebut.
Dengan begitu, pengguna tidak harus memakai satu mode saja. Mereka bebas memilih mau menggunakan mode Fast atau Thinking, sesuai kebutuhan masing-masing, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Tech Crunch, Kamis (14/8/2025).
Bebaskan pengguna memilih
Adapun langkah penambahan tiga mode anyar di GPT-5 sekaligus menandai perubahan strategi OpenAI sebelumnya.
Pasalnya, pada awal perilisan GPT-5, OpenAI masih mengandalkan konsep "satu model untuk semua" alias one size fits all lewat satu sistem router.
OpenAI menyebut, sistem router dibuat untuk menyederhanakan pengalaman pengguna, sehingga mereka tidak perlu memilih model AI secara manual melalui fitur model picker di pengaturan.
Keputusan ini didasarkan karena OpenAI meyakini bahwa GPT-5 adalah penyempurna model-model AI sebelumnya.
Sebagai informasi, model picker ini hadir dalam bentuk menu panjang berisi sejumlah opsi model AI, seperti GPT-4o, GPT-4.1, dan o3, yang bisa dipilih pengguna.
Namun seiring berjalannya waktu, Sam merasa model picker di ChatGPT kurang efektif. Ia bahkan secara-terangan mengaku tidak menyukai fitur pemilih model tersebut.
CEO OpenAI Sam Altman ingatkan pengguna untuk tidak asal percaya dengan jawaban dari chatbot AI ChatGPT.
Model GPT-4o kembali
Sebelum GPT-5 rilis, Altman sesumbar bahwa model ini membawa peningkatan signifikan dibanding sebelumnya.
Oleh sebab itu, ia yakin bahwa model ini akan menjadi andalan pengguna sehingga menghapus fitur model picker tadi, yang berisi deretan model AI lawas, seperti GPT-4o, GPT-4.1, dan o3.
Ternyata, setelah dirilis dan dicoba langsung oleh pengguna, GPT-5 mendapat banyak kritikan. Sebagian pengguna juga meminta OpenAI mengembalikan model picker agar bisa menggunakan model AI lama.
Altman pun menuruti permintaan tersebut. Pengguna berbayar kini bisa kembali mengakses beberapa model lama yang sebelumnya dihapus Altman.
Sekarang, GPT-4o disebut sudah tersedia di model picker ChatGPT secara default, sementara dua model AI lainnya dapat ditambahakan manual lewat pengaturan ChatGPT.
"Kami sedang mengerjakan pembaruan untuk karakteristik GPT-5 yang seharusnya terasa lebih hangat daripada kepribadian saat ini, tetapi tidak semenyebalkan (bagi sebagian besar pengguna) seperti GPT-4o," tulis Altman dalam postingan di X.
"Namun, satu pembelajaran bagi kami dari beberapa hari terakhir adalah kami benar-benar perlu mencapai dunia dengan lebih banyak kustomisasi kepribadian model per pengguna," tambahnya.
Kontroversi peluncuran GPT-5
Kembalinya model AI GPT-4o dan kawan-kawannya menunjukkan bahwa mekanisme router GPT-5 sebenarnya belum sepenuhnya memuaskan pengguna seperti yang diharapkan OpenAI di awal.
Padahal, ekspektasi publik terhadap model AI terbaru OpenAI itu disebut sangat tinggi. Hal ini dikarenakan peluncuran GPT-4 di tahun lalu berhasil memukau para pengguna, sehingga, kehadiran penerusnya digadang-gadang bakal jauh lebih baik.
Namun sayangnya, peluncuran GPT-5 tersebut ternyata berjalan lebih sulit dari perkiraan. Sebab, untuk menyalurkan pertanyaan (prompt) ke model AI yang tepat perlu pengaturan khusus.
Sistem disebut harus mampu menyesuaikan model dengan preferensi pengguna sekaligus isi pertanyaan yang diberikan.
Alat bantu ini juga perlu menentukan secara cepat dan tepat model AI mana yang cocok digunakan untuk menjawab pertanyaan pengguna.
Peluncuran ChatGPT-5
Jika pertanyaan diarahkan ke model Fast, sistem harus memastikan jawaban keluar dengan cepat.
Sebaliknya, saat pertanyaan yang masuk ternyata lebih kompleks, model yang lebih "lambat" atau mode "thinking" mungkin akan cocok karena ritme pengerjaannya perlu kehati-hatian dan detail yang tinggi sehingga memakan waktu lama.
Lebih luas lagi, preferensi pengguna terhadap jawaban AI yang diberikan juga bukan hanya soal cepat atau lambat.
Sebab, ada pengguna yang suka jawaban panjang dan lebar dari satu model. Namun, ada juga pengguna yang lebih senang memberikan jawaban dengan pemikiran terbuka atau sedikit "nyeleneh".
"Kami tidak selalu bisa menyelesaikan semuanya di percobaan pertama, tetapi saya sangat bangga dengan seberapa cepat tim dapat mengulanginya," tulis VP ChatGPT OpenAI, Nick Turley, dalam sebuah postingan di X pada hari Selasa.
We're not always going to get everything on try #1 but I am very proud of how quickly the team can iterate. Keep the feedback coming! https://t.co/WoHqfWYfmG
— Nick Turley (@nickaturley) August 13, 2025
Masalah paling utama dan sempat kontroversial dibahas yaitu saat OpenAI memutuskan menghapus GPT-4o dan model AI lain, dan menuai banyak protes pengguna.
Altman sendiri akhirnya harus menjawab berbagai keluhan ini lewat sesi AMA (Ask Me Anything) di platform daring Reddit.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!