Pakar Otomotif: Masa Depan Mobil Hidrogen Dimulai dari Kendaraan Niaga

Toyota, FCEV, hidrogen, mobil listrik, mobil hidrogen, Pakar Otomotif: Masa Depan Mobil Hidrogen Dimulai dari Kendaraan Niaga

Di tengah dominasi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), Toyota terus menunjukkan komitmennya terhadap teknologi Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) berbasis hidrogen.

Dalam penjelasan mendalam dari Takanori Tawada, Deputy Chief Engineer Toyota Crown FCEV di sela pameran GIAIS 2025, terungkap berbagai tantangan, strategi, dan potensi besar dari energi alternatif ini.

Hingga saat ini, Toyota mencatat total jarak tempuh pengujian kendaraan hidrogen mereka sudah mencapai 1 juta kilometer.

Toyota, FCEV, hidrogen, mobil listrik, mobil hidrogen, Pakar Otomotif: Masa Depan Mobil Hidrogen Dimulai dari Kendaraan Niaga

Purwarupa Toyota HiAce mesin hidrogen

Capaian ini di antaranya dikumpulkan dari 30.000 unit sedan Crown FCEV dan sekitar 150 unit bus berbahan bakar hidrogen yang beroperasi secara aktif.

Akan tetapi, Tawada mengakui bahwa teknologi ini masih belum sepenuhnya siap untuk adopsi massal. Salah satu tantangan terbesarnya adalah infrastruktur: membangun stasiun pengisian hidrogen sangat mahal.

Menurutnya, tanpa kendaraan hidrogen yang cukup banyak, investor enggan membangun stasiun pengisian. Sebaliknya, tanpa infrastruktur, konsumen enggan membeli kendaraan hidrogen.

Toyota, FCEV, hidrogen, mobil listrik, mobil hidrogen, Pakar Otomotif: Masa Depan Mobil Hidrogen Dimulai dari Kendaraan Niaga

Toyota Crown FCEV tampil di GIIAS 2025

Untuk mengatasi hal ini, Tawada menyarankan pendekatan kolaboratif antara tiga pihak: pemerintah, produsen otomotif, dan sektor swasta lainnya. Ia percaya bahwa dukungan kebijakan sangat penting untuk mempercepat penetrasi teknologi FCEV.

Di Jepang, strategi awalnya adalah fokus pada kendaraan komersial (B2B dan B2G) karena penggunaannya cenderung rutin dan rutenya tetap. Ini memudahkan perencanaan lokasi stasiun hidrogen yang tidak perlu tersebar luas, cukup di titik-titik strategis.

Dalam tahap diseminasi awal, Tawada meyakini bahwa strategi fokus pada kendaraan komersial adalah yang paling rasional.

Rute yang tetap memudahkan penyediaan infrastruktur, dan permintaan dari sektor logistik bisa mendorong produksi dalam volume besar.

Dari sinilah diharapkan efek domino akan terjadi: harga produksi turun, infrastruktur berkembang, dan pada akhirnya masyarakat luas bisa mengakses teknologi ramah lingkungan ini.