Kenapa Mobil Hybrid China Mulai Dilirik? Ini Jawaban Gaikindo dan Pakar Otomotif
Mobil hybrid China makin menarik di Indonesia, tawarkan harga murah dan daya tempuh ribuan km.

Dalam beberapa bulan terakhir, pasar otomotif Indonesia kembali diramaikan oleh masuknya berbagai model mobil hybrid dari pabrikan asal Tiongkok. Meski dominasi mobil hybrid saat ini masih dipegang oleh produsen Jepang, sejumlah merek China mulai tampil agresif dengan penawaran harga yang lebih bersaing dan teknologi Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) yang semakin canggih.
Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), fenomena ini membuka peluang baru bagi merek-merek China untuk merebut hati konsumen Indonesia. Sekretaris Umum GAIKINDO, Kukuh Kumara, menyatakan bahwa keberhasilan di pasar kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) bisa saja terulang kembali di segmen hybrid jika produsen mampu menjawab kebutuhan lokal."
Selama mereka mampu menyediakan kendaraan dengan harga terjangkau, dapat diandalkan, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat, para konsumen akan mempertimbangkannya," ujar Kukuh dalam wawancara bersama Xinhua di Jakarta.
Konsumen Indonesia Masih Ragu Beralih ke BEV
Kendati minat terhadap kendaraan listrik kian meningkat, banyak konsumen Indonesia yang masih merasa ragu untuk beralih sepenuhnya ke BEV. Alasannya cukup jelas, keterbatasan infrastruktur pengisian daya menjadi kendala utama, terutama di luar kota-kota besar. Dalam kondisi ini, mobil hybrid, khususnya PHEV, menjadi solusi transisi yang menjanjikan.
Mobil hybrid menawarkan efisiensi bahan bakar tanpa ketergantungan penuh terhadap stasiun pengisian daya, sebuah keunggulan yang tidak dimiliki BEV. Hal ini menjadikan hybrid sebagai pilihan praktis bagi masyarakat yang ingin lebih ramah lingkungan, namun tetap mengutamakan kenyamanan dalam penggunaan sehari-hari.
GAIKINDO menilai bahwa strategi ini bisa menjadi kunci bagi pabrikan China untuk memperluas pangsa pasar di Indonesia, asalkan mereka mampu menghadirkan model yang relevan dengan karakteristik kebutuhan lokal.
Pabrikan China Tawarkan PHEV dengan Harga Terjangkau
Pabrikan seperti Chery dan Jaecoo mulai memperkenalkan model PHEV yang dibanderol di bawah Rp600 juta per unit, menjadikannya jauh lebih murah dibandingkan model serupa dari produsen Jepang atau Eropa yang bisa mencapai dua kali lipat harga. Tidak hanya soal harga, mobil-mobil ini diklaim mampu menempuh jarak ribuan kilometer dalam sekali pengisian bahan bakar dan daya.
Penawaran ini jelas menciptakan daya tarik tersendiri, terutama bagi segmen menengah yang menginginkan kendaraan berkualitas tinggi dengan harga yang lebih bersahabat. Ditambah lagi, teknologi PHEV memungkinkan pengisian daya baterai secara eksternal, mirip dengan BEV, namun dengan fleksibilitas mesin konvensional.
Menurut pengamat otomotif Bebin Djuana, kemampuan menempuh jarak jauh adalah salah satu alasan utama mengapa mobil hybrid asal China bisa diterima baik oleh pasar. “Teknologi baterai yang mereka gunakan jauh lebih canggih, menghasilkan daya tempuh luar biasa,” ujar Bebin kepada Xinhua.
Peluang Masih Terbuka Lebar untuk Mobil Hybrid China
Meski kontribusi mobil hybrid China di Indonesia masih di bawah 3 persen, potensi pertumbuhan pasar masih sangat besar. Data Gaikindo mencatat bahwa selama Januari hingga April tahun ini, penjualan mobil hybrid secara total sudah menembus angka 18 ribu unit. Namun, hanya sebagian kecil di antaranya yang merupakan PHEV.
Ini menjadi sinyal penting bahwa edukasi terhadap konsumen masih perlu ditingkatkan, terutama mengenai keunggulan PHEV dibandingkan hybrid konvensional. Salah satunya adalah kapasitas baterai yang lebih besar, fleksibilitas pengisian daya, dan efisiensi dalam konsumsi bahan bakar.
Bebin Djuana menambahkan bahwa perbedaan fokus teknologi juga menjadi pembeda antara merek Jepang dan China. “Jepang lebih fokus pada efisiensi bahan bakar, sementara China bermain di teknologi baterai dan performa,” jelasnya.