Diperingati Setiap 21 April, Ini Sejarah dan Makna Hari Kartini

Sejarah Hari Kartini
Di usia 12 tahun, ia harus berhenti sekolah dan menjalani masa pingitan, yaitu tradisi yang mengharuskan gadis bangsawan tinggal di rumah dan tidak boleh keluar hingga menikah.
Momen itu membuat pikirannya terbuka. Ia menciptakan karya tulis tentang opininya terhadap ketimpangan gender, seperti “Upacara Perkawinan Suku Koja" yang diterbitkan dalam majalah ketika usianya baru 16 tahun.
Namun, perjuangannya menginspirasi banyak orang. Surat-suratnya bahkan dikumpulkan dan diterbitkan oleh J.H. Abendanon dalam buku Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).
Makna Hari Kartini
Banyak cara memaknai Hari Kartini di masa kini. Dilansir dari Kompas.com edisi sebelumnya, perempuan Indonesia biasanya memaknainya dengan mengenakan busana tradisional dari berbagai daerah Nusantara sebagai ekspresi Bhinneka Tunggal Ika.