Pasar Otomotif Thailand Mulai Bangkit Usai Hampir 2 Tahun Kontraksi

Data terbaru dari Federasi Industri Thailand (FTI) mencatat, penjualan mobil domestik April 2025 tumbuh tipis 0,97 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi sinyal positif pertama sejak 2023.
Kenaikan tersebut disumbang oleh penjualan mobil penumpang sementara segmen pikap masih mengalami tekanan, imbas dari pengetatan akses pembiayaan yang membuat konsumen kesulitan mendapatkan kredit.
Generasi terbaru pikap kabin ganda Mitsubishi Triton
"Produksi pikap dan truk turun sampai 33 persen. Ini menunjukkan lemahnya daya beli dan kondisi ekonomi dalam negeri yang belum sepenuhnya pulih," ujar Juru Bicara Divisi Otomotif FTI, Surapong Paisitpattanapong, dikutip dari Reuters, Selasa (27/5/2025).
Meski pasar domestik mulai menggeliat, tantangan lain masih membayangi. Total produksi mobil di Negeri Gajah Putih pada April 2025 hanya mencapai 104.250 unit, turun 0,4 persen. Ini sekaligus menjadi bulan ke-21 berturut-turut produksi mengalami penurunan.
Secara kumulatif, sepanjang empat bulan pertama 2025, produksi kendaraan turun 11,96 persen menjadi 456.749 unit. Menunjukkan bahwa pemulihan industri otomotif di Thailand belum sepenuhnya solid.
Tekanan juga datang dari sektor ekspor, di mana pada April 2025 turun 6,31 persen secara tahunan. Meski kontraksinya lebih dari sebelumnya, angka ini tetap mencerminkan lemahnya permintaan global terhadap mobil produksi Thailand.
Padahal, Thailand selama ini dikenal sebagai pusat produksi dan ekspor otomotif terbesar di Asia Tenggara. Negara ini menjadi basis manufaktur utama bagi sejumlah produsen global seperti Toyota, Honda, hingga BYD.
Ilustrasi mobil listrik.
Zeekr, merek premium asal Chinayang mulai beroperasi di Thailand pada tahun lalu, menargetkan peningkatan penjualan hingga lima kali lipat menjadi 5.000 unit pada 2025.
“Memang ada sejumlah faktor positif yang dapat membantu pemulihan pasar,” ujar Alex Bao, Kepala Regional Zeekr untuk Asia Tenggara.
Senada, CEO Mazda Thailand Thee Permpongpanth menilai bahwa meskipun tantangan besar seperti tingginya utang rumah tangga masih menjadi beban utama, tren perlambatan penurunan sudah mulai terlihat sejak awal tahun ini.
“Penjualan tahun ini kemungkinan akan sedikit lebih baik dibanding tahun lalu. Kita sudah melihat kontraksi yang lebih ringan pada dua bulan pertama,” katanya.