Iran Gempur Israel dengan Ratusan Rudal: Strategi Militer Teheran Makin Sulit Ditebak

Iran terus menunjukkan kekuatan militernya dalam konflik yang memanas dengan Israel.
Dalam serangan terbaru pada Jumat malam (13/6/2025), Teheran meluncurkan hampir 150 rudal balistik ke sejumlah titik penting di Israel, termasuk pusat komando militer IDF di Tel Aviv.
Serangan balasan Iran mengakibatkan sedikitnya tiga warga sipil Israel tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka.
Dua di antaranya dilaporkan dalam kondisi kritis. Meski militer Israel mengklaim telah menggempur sejumlah fasilitas peluncur, gudang senjata, dan pabrik rudal Iran, mereka juga mengakui bahwa operasi untuk melumpuhkan sistem rudal Iran sangat kompleks.
Sistem Rudal Iran yang Sulit Dihancurkan
Iran berhasil meluncurkan ratusan rudal meski digempur secara intensif oleh Angkatan Udara Israel (IAF). Keberhasilan ini bukan kebetulan.
Teheran telah membangun doktrin militer berfokus pada kelangsungan sistem peluncuran selama dua dekade terakhir.
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) membentuk jaringan peluncur rudal berlapis: tetap, bergerak, dan bawah tanah.
Peluncur bawah tanah menjadi kunci utama karena seluruh proses peluncuran—mulai dari pemuatan, pengisian bahan bakar, hingga peluncuran—dilakukan dari dalam tanah, sehingga sulit terdeteksi. “Mereka telah belajar dari Korea Utara dan Al Qaeda,” ungkap seorang pejabat militer Israel.
Rudal Haj Qassem Jadi Senjata Andalan Baru
Dalam serangan tersebut, Iran dikabarkan menggunakan rudal balistik generasi baru bernama Haj Qassem.
Rudal ini dirancang untuk menembus sistem pertahanan udara canggih seperti Iron Dome dan THAAD.
“Rudal ini dapat menghindari sistem THAAD dan Patriot buatan AS,” ujar Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh.
Rudal tersebut memiliki kecepatan Mach 11 saat memasuki atmosfer dan mampu membawa hulu ledak seberat 500 kilogram dengan jangkauan hingga 1.200 kilometer.
Meski Israel membantah rudal baru digunakan dalam serangan tersebut, para analis mengakui kemajuan signifikan dalam program rudal Iran.
Taktik Elektronik IRGC Ganggu Sistem Pertahanan Israel
Selain kekuatan rudal, Iran juga mengerahkan taktik peperangan elektronik. IRGC mengklaim berhasil menyebabkan sistem pertahanan udara Israel kacau hingga menyerang sesama unitnya sendiri.
“Selama operasi ini, sistem pertahanan multi-level musuh gagal dan mulai saling menyerang,” klaim IRGC. Mereka menyebut keberhasilan ini sebagai hasil dari metode baru dalam peralatan dan intelijen.
Institut Sains Weizmann Jadi Target Serangan
Pada Minggu malam (15/6/2025), Iran kembali menghantam sasaran strategis Israel dengan menyerang Institut Sains Weizmann.
Serangan tersebut menyebabkan setidaknya satu gedung laboratorium terbakar.
Institut ini dikenal sebagai pusat riset teknologi militer Israel, dengan kontribusi besar dalam pengembangan kecerdasan buatan, sistem drone, dan komunikasi militer terenkripsi.
Kekhawatiran Perang Berkepanjangan di Timur Tengah
Melihat eskalasi yang terus meningkat, kekhawatiran dunia internasional terhadap konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel pun semakin besar. Perang ini dinilai berpotensi merembet dan melibatkan kawasan Timur Tengah secara lebih luas.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan Rangkuman Perang Israel-Iran Hari Keempat: Korban Meningkat, Ini Jumlahnya.