Pelatih Italia Bersatu! Desak FIFA dan UEFA Skors Israel dari Sepak Bola Dunia

Asosiasi Pelatih Sepak Bola Italia (AIAC) secara resmi meminta agar Israel ditangguhkan dari semua kompetisi internasional di bawah naungan UEFA dan FIFA. Seruan ini disampaikan menyusul perang berkepanjangan di Gaza yang telah memakan puluhan ribu korban jiwa.
Dalam surat yang ditujukan kepada Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), AIAC menegaskan bahwa langkah ini merupakan “kewajiban moral” dunia olahraga. FIGC sendiri dipimpin oleh Gabriele Gravina, yang juga menjabat sebagai wakil presiden UEFA.
“AIAC secara bulat percaya bahwa, mengingat pembantaian harian dengan ratusan korban meninggal di antara pelatih, manajer, dan atlet, maka sangat perlu Israel dikecualikan sementara dari kompetisi olahraga,” bunyi pernyataan resmi AIAC.
AIAC menaungi sekitar 18 ribu pelatih, mulai dari Serie A hingga level amatir. Meski tidak seluruh anggota dilibatkan dalam pengambilan keputusan, asosiasi menilai surat tersebut mewakili perasaan mayoritas komunitas pelatih di Italia.
“Tidak Bisa Diam”
Wakil Presiden AIAC, Giancarlo Camolese, menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin berpura-pura tidak melihat penderitaan yang terjadi.
“Kita bisa saja hanya fokus bermain, tapi kami merasa itu tidak benar. Dunia sedang terbakar, dan banyak orang seperti warga Palestina yang menderita,” ujarnya.
Senada dengan itu, Francesco Perondi, wakil presiden lainnya, menambahkan bahwa “ketidakpedulian adalah hal yang tak bisa diterima.”
Italia vs Israel
Timnas Italia dijadwalkan menghadapi Timnas Israel dalam dua laga kualifikasi Piala Dunia, masing-masing pada 8 September di Hungaria (lokasi netral karena alasan keamanan) serta 14 Oktober di Udine, Italia.
Sebelumnya, pertandingan UEFA Nations League di Udine tahun lalu juga diwarnai protes pro-Palestina dengan pengamanan ketat, termasuk penempatan penembak jitu di atap stadion. Meski begitu, laga berlangsung tanpa insiden serius.
AIAC juga menyinggung keputusan UEFA dan FIFA yang menangguhkan tim Rusia setelah invasi ke Ukraina pada 2022. Langkah itu diambil karena banyak negara menolak bertanding melawan Rusia. Namun hingga kini, tidak ada federasi Eropa yang menolak menghadapi Israel.
Situasi di Gaza
Menurut laporan terbaru, korban tewas akibat konflik di Palestina telah melampaui 62 ribu jiwa dalam 22 bulan terakhir. PBB bahkan memperingatkan adanya kondisi kelaparan parah di Gaza, yang disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk sejak perang dimulai.