Guntur Romli Sebut Pemilihan Kaesang Jadi Ketum PSI seperti Sepak Bola Gajah

Politikus PDI-P, Guntur Romli, melontarkan kritik tajam terhadap proses pemilihan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dimenangkan Kaesang Pangarep.
Ia menilai proses tersebut ibarat "sepak bola gajah", istilah yang merujuk pada pertandingan yang sudah diatur hasilnya sejak awal.
"Seperti yang saya tegaskan satu bulan sebelum ini, Ketum PSI itu pasti Kaesang. Pemilihan Ketum PSI seperti sepak bola gajah, semua sudah diatur, termasuk siapa yang menang dan sudah ditentukan sebelum kompetisi dimulai," ujar Guntur kepada Kompas.com, Senin (21/7/2025).
Kritik Guntur Romli terhadap Klaim Jokowi
Tak hanya soal proses pemilihan ketua umum, Guntur juga menyoroti pernyataan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang sebelumnya mengatakan bahwa PSI bukanlah partai milik elite atau keluarga.
"Jokowi bilang PSI tidak dikuasai oleh keluarga, apa dia enggak punya malu? Menyampaikan hal itu di depan anaknya yang jadi Ketum PSI," kata Guntur, yang juga diketahui sebagai mantan kader PSI.
Guntur menyebut pernyataan Jokowi tersebut kontras dengan kenyataan bahwa Kaesang, putra bungsu Jokowi, kini menjabat sebagai Ketua Umum PSI.
Ia juga mengutip pernyataan Ketua Dewan PSI, Jeffrie Geovanie, yang mengatakan bahwa partainya harus memiliki "darah Jokowi" dalam kepemimpinannya.
Pemilihan Ketua PSI dan Kemenangan Kaesang
Kaesang Pangarep resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum PSI periode 2025–2030 melalui Pemilihan Raya yang digelar dalam Kongres PSI di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025).
Ketua Steering Committee PSI, Andy Budiman, menyampaikan bahwa Kaesang meraih suara terbanyak, yakni 65,28 persen, atau setara dengan 102.868 suara. Ia mengalahkan dua pesaingnya, Ronald A Sinaga (22,23 persen) dan Agus Mulyono Herlambang (12,49 persen).
“Menetapkan Saudara Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PSI periode 2025–2030 dengan perolehan suara 65,28 persen,” ujar Andy.
Respons Kaesang, Sebut PSI Akan Bangkit di 2029
Dalam pidato perdananya, Kaesang mengakui bahwa PSI belum berhasil menembus ambang batas parlemen pada Pemilu 2024. Namun, ia menegaskan bahwa perjuangan belum selesai.
“Tapi ingat, di 2029 nanti, kita akan menjadi partai yang diperhitungkan,” kata Kaesang.
Ia menekankan pentingnya membangun budaya politik yang baru. “
Saya menyadari masih banyak kekurangan. Tapi setidaknya kita sudah berani memulai. Memulai budaya politik yang baru,” ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa PSI bukan partai milik elite atau keluarga tertentu. Ia menyebut partai tersebut sebagai "Partai Super Tbk", yang menurutnya sahamnya dimiliki oleh seluruh kader.
“Tidak ada kepemilikan elite, tidak ada kepemilikan keluarga, semua memiliki saham yang sama,” kata Jokowi dalam Kongres PSI, Sabtu (19/7/2025).
Dengan kepemilikan yang merata itu, Jokowi berharap seluruh anggota dan kader dapat turut membesarkan partai.
Alasan Guntur Romli Mundur dari PSI
Guntur Romli sebelumnya adalah kader PSI, namun memutuskan mundur pada Agustus 2023.
Salah satu alasan utamanya adalah dukungan PSI terhadap pencalonan Prabowo Subianto, sosok yang menurutnya memiliki rekam jejak pelanggaran HAM di masa lalu.
"Mei 2023, nama saya masih masuk daftar bacaleg PSI (dapil) Jatim I nomor urut 2, di bawah orang yang baru masuk ke PSI. Silakan cek datanya di PSI. Cek juga di website KPU," kata Guntur kepada Kompas.com, Senin (21/8/2023).
Guntur kemudian bergabung dengan PDI-P dan menjadi bakal caleg DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur III (Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo) dengan nomor urut 2. Ia menyebut, keputusan tersebut diambil setelah melalui proses komunikasi, wawancara, dan seleksi dengan PDI-P.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan "Jokowi Sebut PSI Bukan Milik Keluarga, PDI-P: Apa Dia Enggak Punya Malu?"