Piala Pertiwi 2025: Veronica Tan Dukung Sepak Bola Putri Sejak Dini

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan menyaksikan langsung babak 8 besar turnamen sepak bola putri HYDROPLUS Piala Pertiwi 2025 All Stars yang digelar di Supersoccer Arena Kudus, Jumat (11/7/2025) sore.
Turnamen ini menjadi ajang penting dalam pencarian bakat pesepak bola putri usia muda yang diselenggarakan di 16 daerah seluruh Indonesia.
Dalam kunjungannya ini, Veronica Tan mengapresiasi adanya ruang yang semakin luas bagi anak-anak perempuan untuk mengejar impiannya di dunia sepak bola.
“Iya, ini kedua kali saya datang ke Kudus. Kemarin pas datang kebetulan memang anak-anak U10."
"Jadi anak-anak perempuan umur 10 tahun yang siap bertanding di Talentscout, untuk dibawa ke Singapura dan hari ini U14 dan U16 ya, yang nanti akan dipilih juga dari 16 daerah,” ujarnya kepada jurnalis termasuk Kompas.com.

Dengan turun langsung ke lapangan, ia mengatakan pentingnya kesempatan yang setara dalam olahraga.
Menurutnya, Piala Pertiwi 2025 ini menjadi salah satu pintu pembuka yang memungkinkan anak perempuan berkiprah hingga mewakili Indonesia di kancah ASEAN.
“Sepak bola itu kan udah seperti rakyat ya, jadi itu udah sangat dekat dengan rakyat dan bagaimana memastikan ini terus berjenjang. Makanya dengan Piala Pertiwi ini, makanya saya dukung,” kata Veronica Tan.
Apalagi saat menyaksikan langsung laga antara All Star Papua dan Jogja, yang menurutnya menunjukkan semangat tinggi dan ketangguhan emosional para pemain muda.
“Ternyata ada yang anak-anak yang kalah kan nangis gitu ya. Tapi itu menemukan resiliensi ya, sebenarnya semangat dalam kelompok dan ada kebahagiaan, ada tangis, tapi itu menemukan semangat berjuang,” imbuhnya.
Veronica Tan wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (hoodie putih) saat menyaksikan laga babak 8 besar Piala Pertiwi 2025 yang berlangsung di Supersoccer Arena Kudus, Jumat (11/7/2025) sore.
Ia berharap masyarakat, khususnya para orangtua untuk semakin terbuka mendukung anak-anak perempuan yang ingin bermain sepak bola.
Baginya, pendidikan dan kegiatan positif seperti olahraga harus berjalan beriringan.
“Yang penting anak-anak itu bertanding dengan sehat, ada di community yang positif dan mereka bisa melakukan kegiatan profesi seperti ini yang bisa membawa kebanggaan,” kata perempuan berusia 47 tahun itu.
Saat, ini belum ada kompetisi resmi khusus perempuan yang diselenggarakan oleh federasi, yaitu dari PSSI.
Namun, Veronica Tan merasa talenta putri bisa meningkat dengan memberi kesadaran kepada para orangtua bahwa sepak bola bukan olahraga maskulin.
“Ya ini mesti nanya PSSI. Saya itu mendukung pokoknya anak-anak perempuan. Kalau memang ada kesempatan, ya kita tinggal iniin, memberikan parental pengetahuan kepada orang tua,” pungkasnya.