Indonesia vs Pakistan, Garuda Pertiwi Siap Tancap Gas demi Tiket Piala Asia Putri 2026

Timnas Putri Indonesia akan kembali melanjutkan perjuangannya di kualifikasi Piala Asia Putri 2026.
Setelah membuka laga perdana Grup D dengan kemenangan tipis 1-0 atas Kirgistan, Timnas Putri Indonesia bersiap menghadapi Pakistan di Stadion Indomilk Arena Kabupaten Tangerang, Rabu (2/7/2025) malam.
Kemenangan sebelumnya memang menjadi modal awal berharga, namun pelatih Satoru Mochizuki menilai tiga poin saja belum cukup guna mengamankan peluang lolos sebagai juara grup.
“Saya cukup puas dengan tiga poin. Tapi akan lebih baik kalau kami bisa mencetak banyak gol seperti Taiwan,” ujar pelatih asal Jepang itu dilansir dari Antara.
Hanya juara grup yang berhak melaju ke putaran final di Australia pada Maret 2026 dari 34 negara yang dibagi ke dalam delapan grup kualifikasi.
Para pemuncak grup tersebut akan menyusul Australia sebagai tuan rumah, serta China, Jepang, dan Korea Selatan yang sudah lebih dulu lolos.
Dengan situasi tersebut, laga Indonesia vs Pakistan menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperbaiki selisih gol dan menekan Taiwan yang sementara berada di puncak klasemen Grup D kualifikasi Piala Asia Putri 2026.
Jika Taiwan kembali menang atas Kirgistan, laga penentuan siapa yang lolos akan digelar Sabtu (5/7), ketika Indonesia dan Taiwan bentrok.
Meski unggul peringkat FIFA (Indonesia ke-95, Pakistan ke-157), Satoru Mochizuki menegaskan bahwa tidak ada jaminan menang mudah. Meski kemungkinan besar ia akan tetap menurunkan skuad terbaiknya, tanpa rotasi signifikan.
“Kami melihat pertandingan Pakistan melawan Taiwan. Pakistan tidak bermain buruk, mereka tim yang cukup kuat,” kata pelatih berusia 61 tahun tersebut.
Selain itu ia juga mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi dari laga perdana, terutama soal penguasaan bola dan akurasi operan.
“Menurut saya, kami seharusnya dapat lebih banyak menguasai bola. Namun para pemain beberapa kali melakukan kesalahan kontrol, mengoper sehingga bola sering hilang,” imbuhnya.
Sementara itu striker muda Claudia Scheunemann berharap saat melawan Kirgistan tim tidak terlalu terburu-buru dalam membangun serangan yang berujung pada kurang efektifnya penyelesaian akhir.
“Serangan kita terlalu cepat, harusnya lebih sabar, dan kompak juga. Sekarang kan ada beberapa pemain baru, jadi butuh waktu untuk menyatu,” ujar pemain yang biasa disapa Claudia.
Untuk itu ia menekankan pentingnya chemistry dalam tim, terlebih dengan kehadiran empat pemain diaspora yaitu Isa Warps, Iris Joska de Rouw, Emily Julia Frederica Nahon, dan Felicia Victoria de Zeeuw.
“Jangan lihat dari skor aja ya, yang penting kita mainnya sebagai tim, mainnya kompak. Mau menang berapa kosong itu nanti,” pungkasnya.