Mantan Manajer Persija dan Timnas Indonesia IGK Manila Tutup Usia, Pengamat: Mencintai Sepak Bola Tanpa Pamrih

Mantan Manajer Persija dan Timnas Indonesia IGK Manila Tutup Usia, Pengamat: Mencintai Sepak Bola Tanpa Pamrih

Sepak bola Indonesia berduka. Mantan manajer Timnas Indonesia dan Persija Jakarta I Gusti Kompyang Manila atau IGK Manila meninggal dunia.

IGK Manila tutup usia pada Senin (18/8) dalam usia 83 tahun.

Pengamat sepak bola Indonesia Mohamad Kusnaeni menyebut bahwa IGK Manila merupakan sosok yang memberi perhatian besar pada sepak bola. Meski tidak banyak bertemu secara langsung, ia menilai IGK Manilasosok yang mencintai sepak bola tanpa pamrih.

"Turut berduka cita. Beliau orang baik dan punya perhatian besar terhadap sepak bola Indonesia," kata Kusnaeni.

"Saya tidak banyak bertemu beliau secara langsung selama berkecimpung di sepak bola. Tapi saya tahu betul bahwa beliau mencintai sepak bola tanpa pamrih," tambah dia.

Dikutip dari Antara, IGK Manila lahir di Singaraja, Bali pada 8 Juli 1942. Ia mengawali perjalanan hidupnya dengan menekuni dunia militer.

Ia merupakan satu dari 15 perwira remaja pertama lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) dengan kecabangan Polisi Militer. Karier militernya kemudian menanjak hingga mencapai pangkat Mayor Jenderal TNI AD (POM ABRI).

Di dunia sepak bola, pria yang setia dengan kumis tebalnya itu dikenal masyhur sebagai manajer timnas Indonesia saat meraih medali emas pada SEA Games 1991 di Manila, Filipina. Ketika itu, Indonesia meraih emas setelah mengalahkan Thailand melalui babak adu penalti dengan skor 4-3 di Stadion Rizal Memorial.

Prestasi emas ini bertahan lebih dari tiga dekade sebelum kemudian timnas Indonesia di bawah asuhan Indra Sjafri memecahkannya di Kamboja pada 2023. Saat itu, tim yang dikalahkan juga Thailand, namun tak sampai ke babak adu penalti.

Kala itu, Indonesia yang diperkuat Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, hingga Beckham Putra menang 5-2 pada babak tambahan waktu dua kali 15 menit.

Di level klub, Manila pernah menuliskan tinta manis saat bersama Bandung Raya dan Persija Jakarta. Di Bandung Raya, kiprah Manila mengantarkan klub itu menjuarai Liga Indonesia pada 1996, sementara di Persija ia menjadi salah satu sosok penting saat Macan Kemayoran mengakhiri dahaga gelarnya dengan menjadi juara Liga Indonesia pada 2001. (*)