Lapangan Sepak Bola Pilar Kedoya Batal Digusur Jadi Arena Padel

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membatalkan rencana mengalihfungsikan lapangan sepak bola Pilar di Jalan Pilar Baru, RT 04 RW 03, Kedoya Selatan Kecamatan Kebon Jeruk, menjadi arena Padel.
Pemprov Jakarta memastikan lapangan seluas kurang lebih 4.725 meter persegi itu akan tetap menjadi sarana olahraga untuk masyarakat.
"Sudah beres itu. Tidak dibikin lapangan Padel, tetap dipakai buat lapangan sepak bola," kata Lurah Kedoya Selatan Aryan Safari saat dikonfirmasi, Minggu, 27 Juli 2025.
Aryan menjelaskan isu pengalihfungsian lapangan sepak bola Pilar menjadi arena Padel telah dibahas dalam rapat yang digelar di Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, beberapa hari lalu.
Hasil rapat tersebut, lanjut Lurah Aryan, memastikan tidak ada alih-fungsi sarana olahraga lapangan Pilar menjadi lapangan padel. Namun demikian, pihaknya masih menunggu keputusan resmi pemprov terkait hal ini.
"Yang penting kami bersama warga sudah memperjuangkan, jadi jangan dibikin sarana padel. Tetap difungsikan sebagai lapangan bola buat masyarakat," ujarnya

Lapangan sepak bola Pilar di Kedoya Jakarta Barat batal diubah jadi Padel
Warga hingga DPRD Menolak Diubah Arena Padel
Warga RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat telah menolak keras rencana pengubahan lapangan bola di lokasi tersebut menjadi area padel. Penolakan juga datang dari Sekolah Sepak Bola (SSB) Tunas Kedoya yang berlatih di lapangan tersebut.
Pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Tunas Kedoya, Sumiran (60), mengaku tidak setuju bila lapangan sepak bola Pilar dialihfungsikan menjadi lapangan padel. Selain dipergunakan anak-anak untuk berlatih sepak bola, sarana olahraga ini juga kerap dipakai masyarakat lainnya untuk bermain bola.
Oleh karena itu, Sumiran meminta agar pemerintah mendengarkan aspirasi masyarakat dalam hal pemenuhan sarana olahraga. Hal senada juga diungkapkan Tomy (45) Warga RW 02 Kelurahan Kedoya Selatan.
Pria yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online ini mengaku tak setuju lapangan sepak bola Pilar diubah menjadi lapangan padel. Sebab, lapangan Pilar selain untuk sarana olah raga, juga termasuk kawasan resapan air.
Seorang warga RT 05 bernama Iskandar (45) menyebut bahwa lapangan itu merupakan satu-satunya arena olahraga warga sekitar. "Lapangan olahraga warga ya cuma ini doang, enggak ada lagi. Kalau ini jadi lapangan padel, warga gimana olahraganya," kata Iskandar
Menurutnya, padel adalah olahraga kelas menengah ke atas. Dengan dijadikannya lapangan bola RW 03 menjadi arena padel, maka akses warga akan semakin terbatas.
"Ya kalau saya sama warga sini menolak keras. Padel itu kan olahraga kelas menengah ke atas ya. Kalau di sini kan warga bisa main bola tiap sore. Kalau lapangan padel kan sudah ada dekat sini. Jadi ini buat warga aja," kata Iskandar.
Sebelumnya, penolakan alih-fungsi lapangan sepak bola RW 03 Kedoya Selatan menjadi area padel juga lantang disampaikan dari Angggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Yudha Permana. Ia menolak dengan tegas alih fungsi tersebut.
Hal itu disampaikan oleh anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Yudha Permana dalam rapat bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) di Gedung Parlemen, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Juli 2025.
"Saya menyampaikan kepada Pak Kadis, tolong kajiannya harus benar-benar final. Dan libatkan warga sekitar, karena sekarang sudah ada friksi-friksi. Di lapangan (sudah ada) spanduk banner penolakan pembangunan lapangan padel," ujar Yudha.
Diketahui, sejumlah tulisan-baner hingga mural berisi penolakan muncul di sekitaran lapangan. Seperti "padel is not my style (padel bukan gaya saya)", "olahraga bukan hanya milik si kaya", "rakyat kecil butuh ruang bersenang-senang" dan sejumlah mural lainnya memenuhi satu sisi tembok luar lapangan.