Komitmen Djarum Foundation Majukan Sepak Bola Putri dari Talenta Pelosok Indonesia

Pengembangan sepak bola putri di Indonesia terus menunjukkan geliat positif. Salah satu yang konsisten memberi perhatian adalah Djarum Foundation melalui program Bakti Olahraga.
Tidak hanya menggelar kompetisi usia dini seperti Milklife Soccer Challenge U10 dan U12, Djarum juga mendukung penuh perhelatan Piala Pertiwi 2025 All Stars U14 & U16 yang baru saja selesai digelar di Kudus Jawa Tengah, Minggu (13/7/2025) siang.
Presiden Direktur Djarum Foundation, Victor R Hartono, menilai bahwa sepak bola putri tanah air sedang dalam jalur yang benar.
Namun, ia menegaskan bahwa perjalanan ini masih panjang dan penuh tantangan.
"Banyak kemajuan, masih banyak tantangan ke depan lagi. Kita kepaksa memprioritaskan kota-kota besar di Jawa. Tapi hari Minggu ini ya mata saya terbuka, ternyata di Kalimantan, di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Papua, Sulawesi, Bali Nusra, ternyata banyak juga bakat-bakat putri yang sudah terbentuk sendiri," katanya kepada jurnalis termasuk Kompas.com.
Ia mengakui, banyak talenta muda dari luar Jawa yang selama ini tidak terlalu terpantau. Namun begitu diberi kesempatan, mereka mampu bersaing dan menunjukkan kualitasnya.
Seperti merujuk pada laga semifinal Piala Pertiwi 2025 antara All Stars Papua vs Tangerang, serta Sumatera Utara vs Bandung, yang menunjukkan persaingan ketat dan kualitas permainan yang seimbang.
"Kemungkinan besar mereka main dengan tim putranya setempat. Tapi ternyata begitu tampil di sini, ini bisa setara mainnya sama yang di Jawa. Jadi negara kita ini sangat diberkahi. Dari Sabang sampai Merauke bisa tumbuh begitu banyak bakat," imbuh Victor R Hartono.
Untuk itu ia berharap para pemain terbaik dari ajang seperti Piala Pertiwi ini bisa menjadi fondasi kuat bagi Timnas Putri Indonesia.
Menurutnya, tugas selanjutnya adalah milik PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir untuk meramu talenta-talenta ini menjadi skuad nasional yang kompetitif.
Presiden Direktur Djarum Foundation, Victor R Hartono.
Namun, ketika ditanya soal langkah besar selanjutnya, seperti pembentukan Liga Sepak Bola Putri, ia menyampaikan pandangan yang cukup realistis.
Sebab ia menilai bahwa membangun liga bukan sekadar soal kompetisi, tapi juga harus mempertimbangkan unsur hiburan dan keberlanjutan finansial.
"Kalau saya termasuk yang pikir Liga Putri itu jangan cepat-cepat. Karena apa? Banyak orang enggak sadar, sport itu perlu dilihat faktor entertainment-nya. Jadi uang datang kalau ada entertainment yang bagus. Kalau entertainment-nya rendah akan kekurangan cash flow," tuturnya.
Menurut Victor R Hartono cash flow dari sponsor dan ketertarikan masyarakat sangat krusial agar liga bisa bertahan.
Tanpa kualitas pemain yang cukup merata, liga justru bisa kehilangan daya tarik. Karena itu, ia lebih memilih fokus pada pengembangan akar rumput terlebih dahulu.
"Memang uang bukan segala-segalanya, tapi cash flow itu penting. Jadi jangan terburu-buru memaksa harus ada liga kalau nanti entertainment-nya enggak bagus. Eentertainment itu bagus kalau pemain yang bagus banyak. Ini perlu waktu," sambungnya.
Selanjutnya Djarum Foundation akan terus mendukung pembinaan melalui turnamen-turnamen kelompok umur.
Selain tetap menjadi bagian dari Piala Pertiwi, pihaknya juga berencana mendorong hadirnya kompetisi tingkat universitas.
"Saya sudah bilang ke Pak Erick juga, mau bikin Liga Kampus untuk sepak bola putri. Jadi sudah ada arah buat orang tua. Oh, anaknya nanti bisa ikut liga kampus, jadi mahasiswi. Mungkin tidak sebagai profesional, tapi paling tidak bisa dapat S1 dan kompetitif di dunia kerja dengan modal skill sepak bolanya," ujar Victor R Hartono.
Pemain All Stars U14 & U16 Bandung selebrasi meraih juara Piala Pertiwi 2025 usai menjalani final mengalahkan Tangerang dengan skor 1-0 di Supersoccer Arena Kudus, Minggu (13/7/2025) siang.
Seperti diketahui dukungan terhadap pembinaan sepak bola putri ini menjadi salah satu bentuk komitmen jangka panjang Djarum Foundation.
Ia menegaskan bahwa semua ini dilakukan demi menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan menjangkau lebih luas ke berbagai pelosok Nusantara.
Melihat antusiasme dan kualitas pemain dari luar Jawa yang mulai bermunculan, ia tidak menutup kemungkinan bahwa edisi berikutnya dari Piala Pertiwi bisa digelar di daerah-daerah tersebut.
Kini harapannya, tidak hanya Jawa yang menjadi pusat pembinaan, tapi juga wilayah-wilayah lain yang menyimpan potensi besar.
"Kita pasti dukung. Mungkin bukan sponsor utama, tapi co-sponsor minimum. Komitmen kami jelas, ini tidak untuk sekali dua kali saja," pungkasnya.