Erick Thohir Bangun Sepak Bola Putri Secara Bertahap, Mulai dari U16 hingga Liga Profesional

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan komitmennya membangun sepak bola putri Indonesia secara menyeluruh dan bertahap.
Ia menjelaskan bahwa proses penguatan Timnas putri Indonesia dimulai dari kelompok usia muda, seperti U16 dan U19 sebelum menuju level senior.
Pembentukan skuad Timnas putri Indonesia di berbagai level kelompok usia itu akan didukung oleh terbentuknya Liga Putri di masa mendatang.
“Timnas mulai bangun yang apa? U16. Lalu U19, nah lalu senior. Senior tim pun rata-rata umurnya 22 kemarin. Artinya sangat muda,” katanya.
Keterbatasan jumlah pemain yang bisa mengisi dua level timnas di saat bersamaan menjadi tantangan tersendiri.
Saat dimintai pendapat oleh Badan Tim Nasional (BTN) terkait keikutsertaan timnas putri Indonesia di dua turnamen penting yakni AFF level senior dan ajang AFC U19, Erick Thohir langsung mempertimbangkan dengan matang.

“Karena rata-rata umurnya tadi banyak yang 19 tahun juga. Jadi, kalau nanti kita main ya, dua tim nih di bulan Agustus, talentanya enggak cukup. Jadi, kita harus memilih,” kata Erick Thohir.
Atas dasar itu, ia meminta BTN untuk fokus pada ajang AFC U19. Sementara untuk AFF Senior, Indonesia akan tetap berpartisipasi namun dengan komposisi terbatas.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi jangka panjang agar kualitas tim tidak dikorbankan karena keterbatasan pemain usia muda.
Selanjutnya untuk pembentukan timnas putri, ia juga mengumumkan rencananya mendorong lahirnya Liga Putri sebagai wadah kompetisi berkelanjutan.
Hal ini, menurutnya menjadi bagian penting dalam menciptakan ekosistem sepak bola putri yang sehat.
Namun sebelum Liga Putri resmi diluncurkan pada tahun 2027 yang akan datang, ia ingin agar pada tahun 2026 sudah ada langkah konkret melalui turnamen pramusim sebagai percobaan awal.
Ia berencana mengirimkan surat resmi kepada operator kompetisi, PT Liga Indonesia untuk mulai menggelar pramusim Liga Putri 2026 dengan melibatkan empat klub dari wilayah barat.
“Nah, empat klub dulu seperti apa talentanya. Tadi saya lihat Persib Bandung di All Star Bandung ada enam tujuh pemain Persib tadi bilang. Ya, jadi nanti saya akan putuskan karena hak penentuan kompetisi itu di PSSI. Liga itu hanya operator walaupun kita cuma punya 1%,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.
“Persib, Persija, Tangerang, Dewa untuk buat Liga Putri, tapi pre-season, 4 dulu main. Untuk ngelihat persiapan setahun ke depan lagi,” sambungnya.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (tengah), Presiden Direktur Djarum Foundation, Viktor Hartono (kiri) dan Veronoca Tan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (kanan) foto bersama wakil dari Sumatera Utara dan Papua usai laga semifinal All Stars Piala Pertiwi 2025 di Supersoccer Arena, Sabtu (12/7/2025) siang.
Erick Thohir menegaskan bahwa pendekatan bertahap ini penting untuk menghindari pembangunan instan yang tak berkelanjutan.
Ia ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki dampak nyata dan memberi kesempatan lebih luas bagi pemain putri di seluruh Indonesia.
“Jangan cepat-cepat gitu, tapi ya kita coba empat klub dulu bisa enggak? Nanti dari empat klub ini bisa enggak jadi enam klub gitu. Ya, ini kan kita lakukan,” ujarnya lagi.
Lebih jauh, ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi semua pihak dalam membangun sepak bola putri di Tanah Air.
Ia menyadari PSSI tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari klub, operator liga, maupun pemangku kepentingan lainnya.
“Dan saya apresiasi kembali kalau semua stakeholder mau bekerja sama membangun karena tidak mungkin PSSI ini membangun sepak bola sendirian,” kata Erick Thohir.
Selanjutnya langkah konkret lainnya yang tengah dilakukan adalah proses seleksi pembentukan Timnas Indonesia Putri U16 Indonesia untuk dua ajang penting Piala AFF U16 Putri 2025 pada Agustus dan Kualifikasi Piala Asia U17 Putri 2026 pada September.
“Piala Pertiwi U16 tahun ini bukan hanya wadah kompetisi, tetapi juga pintu gerbang menuju pembentukan tim nasional yang tangguh, berkarakter, dan mewakili semangat sepak bola putri Indonesia,” imbuhnya.
Seperti diketahui PSSI telah menjaring sekitar 400 pemain muda dari 1.000 peserta Hydroplus Piala Pertiwi 2025 untuk mengikuti seleksi lanjutan.
Proses ini akan melibatkan pelatih dan tim teknis berpengalaman agar terbentuk skuad yang tidak hanya mampu bersaing di ASEAN, tapi juga siap bersinar di tingkat Asia.
“Inilah momentum kita untuk terus membangun jenjang pembinaan yang kuat. Kami ingin para pemain muda putri tahu bahwa mimpi menjadi bagian dari tim nasional bukan angan-angan, tapi tujuan yang nyata dan terukur,” pungkasnya.