Erick Thohir Respons Isu Mafia Bola di Liga Indonesia

mafia sepak bola, Liga Indonesia, sepak bola Indonesia, Liga 1, Liga 1 2024-2025, match fixing, mafia bola, Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Mafia Sepak Bola, Erick Thohir Respons Isu Mafia Bola di Liga Indonesia

Salah satunya dengan cara menerapkan sistem VAR, teknologi pembantu wasit yang untuk pertama kalinya digunakan secara resmi di Liga 1 musim ini.

“Pertama kali kita menggunakan sistem VAR dan kita dari PSSI mengharapkan sistem VAR ini juga berlaku di Liga 2," tutur pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu melalui rekaman suara yang diterima Kompas.com.

"Artinya, saya tidak mau bicara oh sebelum-sebelumnya liganya tidak baik, tapi paling tidak dengan ada perbaikan perwasitan, sistem VAR, kondisi penuh, artinya kekurangan di sana-sini bisa tertutupi,” sambungnya.

Untuk itu ia juga mengajak semua pihak untuk menghargai pencapaian klub-klub yang berprestasi musim ini, termasuk Persib Bandung yang telah dinobatkan sebagai juara Liga Indonesia.

“Kalau masih ada yang mempertanyakan oh juara ini kurang-kurang lebih, ya menurut saya ini yang sudah terbaik. Jadi kita harus apresiasi kepada Liga, kita harus juga hormati tim-tim yang sudah berprestasi, siapa pun, dan kami ucapkan selamat Persib,” imbuhnya.

“Ya harus berjuang satu dengan lainnya. Tidak mudah, saya tahu. Tetapi kalau saya tidak pernah melihat ini sebuah hal-hal yang kami punya konflik kepentingan," kata Erick Thohir.

Isu match fixing diketahui mencuat beberapa hari terakhir ini. Erick Thohir dengan tegas menyatakan bahwa siap bertindak jika memang ada bukti konkret.

mafia sepak bola, Liga Indonesia, sepak bola Indonesia, Liga 1, Liga 1 2024-2025, match fixing, mafia bola, Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Mafia Sepak Bola, Erick Thohir Respons Isu Mafia Bola di Liga Indonesia

Pemain Semen Padang selebrasi usai menjebol gawang Madura United saat laga pekan ke-14 Liga 1 2024-2025 yang berakhir dengan skor 1-0 di Stadion Gelora Bangkalan, Rabu (10/12/2024) sore.

“Saya akan pastikan kalau ada hal-hal yang diisukan match fixing, selama ada black and white-nya, selama ada buktinya, ya pasti akan kami tindak."

"Cuma kalau hanya asumsi-asumsi ya sulit. Tapi kami, saya sendiri sudah membuktikan tidak ada campur tangan yang seperti itu," ujar pria berusia 54 tahun itu.

Seperti diketahui, salah satu tudingan adanya mafia sepak bola di Liga Indonesiadatang dari Andre Rosiade, penasihat Semen Padang FC dalam unggahan media sosialnya.

Ia menyebut adanya “operator mafia” di tubuh PSSI, bahkan menyebut dua inisial, JN dan P, yang diduga berperan penting dalam praktik yang disebutnya merusak sepak bola Indonesia.

Ia juga menyebut bahwa hampir semua elite PSSI mengetahui dua sosok tersebut dan mendesak agar segera bertindak tegas, sekaligus meminta Arya Sinulingga yang juga anggota Exco PSSI, untuk turut bersuara.

“Kalau emang ada, buktiin. Kan kita nggak boleh saling menuduh. Dan saya lihat perjuangan dari tim-tim itu kan masih bersaing sampai hari ini."

"Saya senang juga ketika Semen Padang menang tiga kali, artinya kan mereka juga berusaha main. Dan saya yakin Pak Andre juga nggak nyogok, orang dia menang timnya,” tutur pria yang memiliki saham mayoritas klub sepak bola di Inggris, Oxford United, itu.

Menurut Erick, PSSI terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun. Sebab, inilah bagian dari demokrasi dan upaya menuju sepak bola Indonesia yang lebih baik.

“Saya rasa ini era demokrasi, lumrah, terbuka kritik dan saran, dan saya rasa Liga juga menerima kritikan itu. Dan yang penting tadi, kita yang penting terus mendorong sepak bola ini lebih sehat,” pungkas Erick Thohir.