Puluhan WNI di Iran Tak Mau Dievakuasi Meski Konflik dengan Israel Memanas, Apa Alasannya?

Pemerintah Indonesia telah memulai proses evakuasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran menyusul eskalasi konflik yang kian memanas antara Iran, Israel, dan keterlibatan Amerika Serikat.
Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenkopolkam) Lodewijk Freidrich Paulus menyatakan bahwa proses evakuasi WNI dari Iran telah dilakukan secara bertahap.
Sebanyak 96 orang yang terdiri dari WNI dan seorang WNA pasangan WNI termasuk dalam evakuasi tahap pertama.
"Warga negara kita yang di Iran, alhamdulillah sudah berhasil kita evakuasi, dan sore ini gelombang pertama mulai masuk ke Jakarta," ujar Lodewijk di sela kegiatan Retret Kepala Daerah Gelombang II di IPDN Jatinangor, Sumedang, Selasa (24/6/2025).
Mengapa Tidak Semua WNI Mau Dievakuasi?
Meski proses evakuasi difasilitasi oleh pemerintah, tidak semua dari sekitar 380 WNI yang berada di Iran bersedia meninggalkan negara tersebut.
Salah satu alasan yang diungkapkan Lodewijk adalah jarak dan waktu tempuh evakuasi yang cukup berat.
"Evakuasi dari Teheran ke Baku, Azerbaijan, memerlukan waktu sekitar 16 jam perjalanan darat. Setelah itu, baru diangkut dengan pesawat komersial oleh pemerintah Indonesia," jelasnya.
Selain itu, proses evakuasi bersifat sukarela. Pemerintah hanya memberikan tawaran dan fasilitas evakuasi tanpa paksaan.
Beberapa WNI memutuskan untuk tetap tinggal karena faktor pekerjaan, keluarga, atau keyakinan bahwa mereka masih merasa aman.
Apa Upaya Pemerintah untuk Menjaga Keamanan WNI di Timur Tengah?
Wamenko Polkam, Lodewijk F Paulus (tengah) memimpin rapat koordinasi Pilkada serentak 2024, Rabu (30/10/2024).
Lodewijk menegaskan bahwa pemerintah telah memberikan imbauan kepada seluruh WNI, tidak hanya di Iran, tetapi juga di negara-negara tetangga di kawasan Timur Tengah, untuk tetap waspada terhadap kemungkinan meningkatnya konflik.
"Kami sudah berikan imbauan kepada yang di sana, bukan saja terkait konflik Israel dan Iran, tetapi juga negara-negara tetangga. Jangan sampai mereka mengamankan diri sendiri-sendiri," katanya.
Kementerian Pertahanan melalui atase pertahanan di tiap negara juga terus berkoordinasi dan memonitor situasi.
Mereka memberikan saran dan menyusun rencana pengamanan bagi WNI yang masih berada di wilayah konflik.
Bagaimana Tahapan Evakuasi Dilakukan?
Menurut Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, evakuasi dilakukan secara bertahap.
Untuk tahap pertama, 29 WNI dipulangkan ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa (24/6/2025) sore. Sisanya akan tiba secara bergelombang pada Rabu dan Kamis.
"Evacuees lainnya akan tiba bertahap selama Rabu-Kamis," kata Judha.
Pemerintah sebelumnya telah meningkatkan status keamanan di Iran dari siaga 2 menjadi siaga 1 sejak 19 Juni 2025. Langkah ini diambil setelah melihat kondisi geopolitik yang memburuk di kawasan.
"Sudah kami berikan tawaran ingin kembali ke Indonesia juga diberikan fasilitas. Prinsip Kemenhan, kita ada atase pertahanan di masing-masing negara, berkoordinasi untuk selalu monitor dan saran-saran, termasuk rencana pengamanan untuk mereka," tutup Lodewijk.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "".