Soham Parekh, Pria India yang Viral karena Ketahuan Kerja di 4 Startup Sekaligus

Soham Parekh, startup, bekerja, viral, soham parekh, overemployment, Soham Parekh, Pria India yang Viral karena Ketahuan Kerja di 4 Startup Sekaligus

Soham Parekh, seorang software engineering asal India, sedang menjadi buah bibir di media sosial. Musababnya, sejumlah perusahaan rintisan (startup) teknologi, mengaku merekrutnya sebagai pegawai di saat yang bersamaan.

Menurut laporan NBC News, setidaknya ada sekitar 10 perusahaan teknologi yang secara publik mengatakan bahwa Parekh adalah salah satu karyawan mereka.

Pengakuan mereka bermula dari sebuah posting di X (dulu Twitter) yang diunggah oleh Suhail Doshi, mantan CEO sebuah startup analitik bernama Mixpanel.

"Info layanan masyarakat: ada seorang pria bernama Soham Parekh (di India) yang bekerja di 3-4 startup sekaligus. Dia mengincar perusahaan YC dan lainnya. Waspadalah," tulis Doshi.

"Saya memecat pria ini di minggu pertama dan bilang kepadanya untuk berhenti berbohong/menipu orang lain. Dia tidak berhenti setahun kemudian. Saatnya ambil tindakan," imbuhnya.

Perusahaan "YC" yang dimaksud Doshi merujuk pada Y Combinator, yakni inkubator startup sekaligus firma modal ventura kenamaan AS yang banyak melahirkan perusahaan teknologi raksasa, seperti AirBnB, Dropbox, Reddit, Coinbase, dan sebagainya.

Nah, posting Doshi ini seolah menjadi pemantik. Banyak pengguna X lain yang menimpali posting itu dan mengaku bahwa Parekh juga bekerja di perusahaan mereka.

"Kami baru saja meneken uji coba dengannya minggu depan. Lalu melihat twit ini. Kami batalkan uji coba. Terima kasih sudah berbagi!" tulis pengguna dengan handle @michlimlim di kolom reply.

"Ya Tuhan. Saya baru saja mewawancarainya kemarin, bro," timpal pengguna X lainnya.

Doshi juga menyertakan tangkapan layar CV Parekh yang menyebut bahwa "kemungkinan 90 persen palsu dan sebagian besar tautan sudah hilang".

Belakangan, diketahui bahwa Parekh pernah bekerja di beberapa perusahaan secara bersamaan, termasuk Alan AI, Synthesia, DynamoAI, dan Union.ai.

Parekh disebut bisa bekerja di empat perusahaan sekaligus dalam satu waktu. Dalam sebulan, ia bisa mendapatkan total 30.000 dollar AS hingga 40.000 dollar AS (sekitar Rp 487 juta hingga Rp 650 juta).

Saat ketahuan bekerja di dua tempat sekaligus...

Co-founder startup AI bernama Create, Dhruv Amin, juga mengungkapkan hal yang sama.

Dalam sebuah posting di X, ia menceritakan bahwa Parekh sempat direkrut perusahaannya dan menjadi engineer nomor #5.

Parekh direkomendasikan oleh salah seorang perekrut yang dinilai meyakinkan. Amin mengatakan, Parekh memang kandidat yang menarik dan potensial.

Menurut Amin, Parekh juga mengatakan hal-hal yang membuatnya luluh sebagai seorang perintis, seperti "Saya suka apa yang Anda bangun" atau "Saya hanya ingin membuat (program) 24 jam seminggu".

Kata-kata tersebut seolah memberikan harapan bagi Amin, selain kemampuannya yang mengesankan.

Amin sebetulnya sempat mengkroscek LinkedIn, GitHub, posting blog dan lainnya milik Soham Parekh. Akan tetapi, ia mengaku tidak terlalu dalam memeriksanya.

"Perusahaan rintisan perlu memberikan penawaran dengan cepat untuk menang (mendapatkan kandidat terbaik)," aku Amin.

Singkat cerita, Parekh menerima tawaran untuk bekerja di Create. Akan tetapi, Parekh izin sakit di hari pertama bekerja dan mengatakan ia mau bekerja dari rumah.

Parekh juga memberikan alamat rumahnya untuk dikirimkan laptop kantor. Di sini lah kecurigaan pertama muncul.

Alamat yang diberikan merupakan sebuah kantor yang terletak di San Francisco, bukan apartemen. Kebetulan, lokasi itu juga berdekatan dengan klinik dokter yang akan dikunjungi Amin.

Ia menyempatkan untuk menengok gedung yang menjadi alamat Parekh. Di sana, ia melihat ada ruang dengan desain industrial dan kantor perusahaan Sync Labs, yang merupakan startup jebolan YC.

Kecurigaan lain adalah ketika Parekh kembali izin sakit seminggu, tab Repositorinya di GitHub justru mengidikasikan ia masih melakukan aktivitas hingga larut malam.

Amin semakin mencium ada yang tidak beres dengan Parekh. Sebab, dia juga kerap absen dari rapat, menunda pekerjaan, dan mencari-cari alasan. Perilaku tersebut membuat proyek tim perusahaan Amin tersendat.

"Dia menghabiskan waktu 2 hari untuk melakukan sesuatu yang dikerjakan dari rumah, yang mana kami tahu, seharusnya bisa dikerjakan 1-2 hari. Selalu cuma hampir siap, cuma uji coba sesuatu," curhat Amin.

"Akhirnya, co-founder saya turun tangan, minta mengambilalih pekerjaannya agar bisa selesai. Hampir enggak ada yang selesai," keluh Amin.

Puncaknya, perusahaan Amin mengetahui bahwa Parekh bekerja di Sync labs. Mereka mengonfirmasi langsung ke pendiri Sync Lab, apakah Parekh merupakan pekerja mereka. Kecurigaan itu kemudian dibenarkan pendiri Sync Labs.

Mereka lantas mengonfrontasi Parekh, namun ia berkilah. Ia mengatakan bahwa orang-orang di Sync Labs hanya teman saja.

"Epiknya", di hari yang sama dengan konfrontasi ini, Sync Labs merilis video karyawan terbaik bulan ini dan wajah yang muncul dalam video, tak lain adalah Parekh.

Karena melanggar aturan kerja Create, maka Soham Parekh tidak melanjutkan uji coba di perusahaan Amin tanpa bayaran sepeser pun.

"Bekerja di dua tempat atau lebih di waktu yang bersamaan merupakan pelanggaran kontrak FTE (Setara Penuh Waktu), sehingga tidak akan diproses untuk gaji pertama. Tidak ada argumen dari dia. Dia langsung menghilang," kata Amin.

Amin mengakui, Parekh adalah engineer yang piawai. Akan tetapi, kesalahan terbesarnya adalah berbohong berulang kali.

Pengakuan Soham Parekh

Soham Parekh, startup, bekerja, viral, soham parekh, overemployment, Soham Parekh, Pria India yang Viral karena Ketahuan Kerja di 4 Startup Sekaligus

Tangkapan layar acara teknologi di kanal TBPN yang mewawancarai Soham Parekh, pria asal India yang viral di media sosial karena ketahuan bekerja di 3-4 perusahaan sekaligus dalam satu waktu.

Mengetahui bahwa dirinya menjadi perbincangan di X, Parekh kemudian muncul. Ia mengakui telah bekerja full time (penuh waktu) di banyak perusahaan dalam satu waktu.

Dia membenarkan segala tuduhan dan mengaku terpaksa melakukannya karena kondisi finansial.

"Ya benar. Saya tidak bangga dengan apa yang saya perbuat. Tapi, Anda tahu, pada dasarnya adalah (karena) kondisi finansial," kata Parekh saat diwawancarai dalam salah satu acara teknologi di kanal YouTube TBPN, dirangkum KompasTekno dari Hindustan Time, Selasa (8/7/2025).

Ia mengatakan bahwa dirinya adalah "serial nonsleeper" alias rela tidak tidur demi bisa bekerja di banyak tempat sekaligus. Tidak ada pula hal lain yang dilakukannya selain coding.

Ia juga menyangkal memiliki tim kecil untuk membantunya melakukan pekerjaan di banyak perusahaan. Ia juga menyanggah rumor soal penggunaan AI untuk bisa mendapatkan lebih banyak pekerjaan.

Kasus Soham Parekh ini memunculkan kontrovesi terkait bekerja di lebih dari satu tempat alias 'overemployment'.

Kemungkinan, hal ini juga dilakukan beberapa orang lain, selain Soham Parekh, di mana mereka mengambil beberapa pekerjaan full-time jarak jauh tanpa mengungkapkannya ke perekrut atau perusahaan.

Di Amerika Serikat, persentase orang yang bekerja di banyak tempat meningkat, dari 5,3 persen menjadi 5,5 persen, berdasarkan laporan The Wall Street Journal.

Beberapa perusahaan, bisa jadi memiliki aturan yang melarang pegawainya bekerja di lebih dari satu tempat, terutama untuk posisi yang sama atau serupa, seperti startup milik Amin tadi.

Di sisi lain, hal ini juga menjadi catatan bagi para perekrut, terutama startup yang dinilai kurang jeli memeriksa latar belakang kandidat sebelum resmi merekrutnya menjadi pegawai.

Video pengakuan Soham Parekh selengkapnya bisa disimak di tautan berikut.