Terungkap! Rahasia Membuat Speaker Sound Horeg: Dari Box Hingga EQ yang Jarang Dibongkar Publik

Bagi para pecinta audio, istilah sound horeg bukanlah sesuatu yang asing. Karakternya identik dengan dentuman bass yang dalam, empuk, tetapi tetap terdengar jernih. Suara yang “jedug” inilah yang membuat sound horeg selalu digemari, baik untuk keperluan panggung, hajatan, hingga sekadar hiburan di rumah. Namun, ada rahasia di baliknya yang jarang diungkap ke publik.
Banyak orang mengira bahwa untuk menghasilkan sound horeg cukup dengan speaker mahal dan amplifier berdaya besar. Faktanya, rahasia sebenarnya terletak pada detail teknis yang sering kali diabaikan. Mulai dari desain box, pemilihan komponen, hingga trik ekualisasi. Berikut penjelasan lengkapnya.
Desain Box Lebih Penting daripada Power
Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah terlalu fokus pada besarnya watt amplifier. Padahal, desain box speakerjustru menjadi kunci utama.
Ukuran box, volume ruang dalam, hingga panjang port bass reflex harus dihitung dengan cermat. Mayoritas sound horeg menggunakan tuning rendah, berkisar 35 hingga 45 Hz, agar bass terdengar lebih “ngedug” atau dalam. Untuk itu, perhitungan manual saja tidak cukup. Para teknisi berpengalaman biasanya memanfaatkan software seperti WinISDuntuk mendapatkan ukuran box yang benar-benar ideal.
Inilah sebabnya, meskipun menggunakan speaker mahal, hasil suara bisa terdengar biasa saja bila box tidak didesain dengan baik.
Teknik Cross Over Custom
Selain box, rahasia lain ada pada crossover. Banyak orang puas menggunakan crossover bawaan, padahal hasilnya belum tentu optimal. Untuk sound horeg, diperlukan crossover pasif yang dibuat khusus dengan komponen berkualitas tinggi, misalnya coil kawat besar dan kapasitor MKP.
Tujuannya sederhana, agar frekuensi tidak bocor dan distribusi suara tetap bersih. Biasanya, teknisi mengatur low cut di kisaran 35–40 Hz serta low pass di 120 Hz. Dengan cara ini, dentuman bass terasa fokus, tidak melebar, dan tidak membuat suara “ngeblur”.
Pemilihan Speaker Driver Khusus
Rahasia berikutnya ada pada driver speaker. Tidak semua driver cocok untuk menghasilkan karakter horeg. Driver yang baik biasanya memiliki frekuensi resonansi (Fs) rendah, di bawah 40 Hz.
Sebaliknya, driver pro audio dengan Fs tinggi, 50–60 Hz, lebih cocok untuk mid-bass, bukan untuk menghasilkan dentuman jedug khas horeg. Ukuran driver juga penting. Diameter 15 inci hingga 18 inci sering kali dipilih karena mampu memproduksi bass yang dalam dengan efisiensi tinggi.
Tak heran, driver dengan spesifikasi ini sangat diburu para perakit handal. Mereka tahu bahwa meski watt kecil, karakter suara tetap bisa maksimal.
Power Supply Ampli yang Stabil
Ampli memang berperan besar, tetapi bukan sekadar soal besarnya watt. Stabilitas power supply justru lebih menentukan. Banyak teknisi diam-diam menggunakan trafo besar dengan kapasitor ribuan mikrofarad agar tenaga bass tidak mudah ngempos.
Alternatif lain adalah menggunakan SMPS (Switching Mode Power Supply). Namun, SMPS harus didesain dengan headroom yang cukup, sekitar 20–30 persen lebih besar dari kebutuhan sebenarnya. Dengan supply yang kuat dan stabil, sound horeg kecil sekalipun bisa mengalahkan sound system mahal.
Penempatan dan Akustik Ruangan
Faktor berikutnya yang kerap dilupakan adalah akustik ruangan. Speaker horeg akan terdengar lebih maksimal jika ditempatkan di area yang tepat. Misalnya, diletakkan dekat dinding atau di sudut ruangan. Posisi ini akan memanfaatkan pantulan suara alami sehingga bass terasa lebih tebal.
Efek ini dikenal dengan istilah room gain. Dalam praktiknya, trik ini banyak digunakan di panggung kecil agar dentuman terdengar lebih “nendang”.
Efek Ekualisasi Rahasia
Banyak teknisi sound horeg menyimpan preset rahasia di perangkat ekualizer. Pola umum yang digunakan adalah memberikan boost sekitar +3 hingga +6 dB pada frekuensi 40–50 Hz untuk mempertebal bass.
Di sisi lain, frekuensi 100–200 Hz sedikit dipotong agar suara tidak terdengar boomy atau mendengung. Untuk menjaga kejernihan, biasanya ditambahkan sedikit boost di 8–10 kHz sehingga muncul efek “sparkle” atau kilau suara.
Dengan pengaturan ini, bahkan perangkat standar bisa menghasilkan karakter khas sound horeg.
Penggunaan Kabel dan Konektor yang Tepat
Meski terdengar sepele, kabel speaker juga berpengaruh besar. Kabel dengan diameter terlalu kecil bisa membuat bass hilang. Karena itu, kabel berukuran minimal 2,5 mm² lebih direkomendasikan.
Tak hanya itu, jenis konektor juga penting. Konektor Speakon lebih disarankan dibanding jack biasa karena mampu menghantarkan sinyal dengan kontak yang lebih rapat dan stabil. Detail kecil inilah yang sering dilupakan, padahal dampaknya signifikan pada performa keseluruhan.
Trik Impedansi Aman
Trik terakhir yang jarang dibicarakan di depan umum adalah pengaturan impedansi. Beberapa teknisi sengaja menurunkan impedansi speaker, misalnya dari 8 ohm menjadi 4 ohm dengan cara paralel. Tujuannya, untuk mendapatkan tenaga lebih besar dari amplifier.
Namun, langkah ini berisiko jika tidak diimbangi dengan pendinginan yang memadai dan ampli berkualitas. Bila dilakukan sembarangan, amplifier bisa jebol. Oleh karena itu, trik ini hanya dilakukan oleh teknisi berpengalaman.
Membuat speaker dengan karakter sound horeg bukanlah perkara mudah. Rahasianya bukan hanya terletak pada speaker besar atau ampli berdaya tinggi. Justru, kombinasi detail teknis seperti desain box yang presisi, crossover custom, driver dengan Fs rendah, power supply stabil, hingga trik ekualisasi rahasia, adalah kunci sebenarnya.
Dengan perhatian pada hal-hal kecil tersebut, bahkan sound system sederhana bisa menghasilkan dentuman yang mengalahkan perangkat premium. Inilah alasan mengapa sound horeg selalu punya daya tarik tersendiri, baik di telinga penikmat musik maupun di tangan para teknisi audio.