Seberapa Bahaya Sound Horeg Bagi Kesehatan?

Ilustrasi sound system, Kebisingan Impulsif (Impulse Noise), Tingkat Kebisingan yang Berbahaya dan Aman, Tanda-Tanda Suara Terlalu Keras, Bagaimana Suara Keras Merusak Pendengaran?, Dampak Kebisingan pada Kesehatan
Ilustrasi sound system

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak pemerintah segera turun tangan menangani fenomena penggunaan sound horeg yang kian meresahkan masyarakat. Tekanan ini muncul setelah MUI Jawa Timur mengeluarkan fatwa haram dengan catatan terhadap sound horeg termasuk bila digunakan secara berlebihan dan melanggar norma syariat serta mengganggu ketertiban.

Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam, menyampaikan bahwa aktivitas sound horeg tidak bisa dibiarkan hanya karena alasan ekonomi atau hiburan. Asrorun juga menegaskan bahwa yang dipermasalahkan bukanlah teknologi sound itu sendiri, melainkan dampak dari penggunaannya yang kerap kelewat batas.

Lantas bagaimana dampak sound horeg jika dilihat dari sisi kesehatan? Melansir laman American Speech-Language-Hearing Association, seseorang bisa mengalami gangguan pendengaran akibat mendengar suara keras. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menyebut bahwa batas aman tingkat suara yang dihasilkan dari sebuah pengeras suara adalah berkisar 70-85 desibel (dB). Sementara tingkat suara yang dihasilkan sound horeg bisa mencapai 120-135 desibel (dB). Artinya suara yang dihasilkan oleh sound horeg sudah melebihi batas aman.

“Kamu bisa mendengarkan suara pada tingkat 70 dBA atau lebih rendah selama yang kamu mau tanpa merusak pendengaran. Namun, suara di atas 85 dBA bisa menyebabkan gangguan pendengaran jika kamu mendengarnya lebih dari 8 jam terus-menerus,” demikian dikutip dari laman American Speech-Language-Hearing Association.

Jika kebisingan melebihi 85 dBA, kerusakan pendengaran bisa terjadi lebih cepat. Setiap kenaikan 3 dB di atas 85 dBA akan memotong waktu aman mendengarkan menjadi setengahnya. Contoh:

  • Pada 85 dBA: aman mendengarkan hingga 8 jam.
  • Pada 88 dBA: waktu aman hanya 4 jam.
  • Pada 91 dBA: waktu aman turun lagi menjadi 2 jam.

Kebisingan Impulsif (Impulse Noise)

Satu ledakan keras yang berlangsung kurang dari 1 detik bisa langsung menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Jenis suara ini disebut impulse noise atau impact noise, contohnya suara petasan atau tembakan. Tingkat suara ini diukur dalam dB peak pressure (dBP). Kebisingan impulsif di atas 140 dBP bisa merusak pendengaran seketika.

Tingkat Kebisingan yang Berbahaya dan Aman

Berikut adalah contoh rata-rata tingkat kebisingan di sekitar kita:

  • 150 dBP = petasan dalam jarak 1 meter, senapan. Ini tidak aman walau sebentar
  • 130–140 dBA = bor jackhammer, senjata api, suara sirene jet. Ini tidak aman walau sebentar
  • 112–120 dBA = konser musik rock, gergaji mesin, mesin jet. Ini sangat keras, harus pakai pelindung telinga
  • 100–106 dBA = mesin pemotong rumput, hair dryer, blender. Ini berbahaya jika terlalu lama
  • 91–94 dBA = suara kereta bawah tanah, motor lewat, vacuum cleaner. Ini bisa merusak pendengaran jika lama
  • 70 dBA ke bawah = percakapan biasa, alarm jam. Ini aman didengarkan kapan saja
  • 30–40 dBA = suara hujan ringan, perpustakaan sunyi. Ini aman

Tanda-Tanda Suara Terlalu Keras

Tidak selalu kita punya alat ukur suara. Bagaimana tahu kalau suara terlalu keras? Cek tanda-tanda ini:

  • Kamu harus berteriak untuk bisa didengar.
  • Tidak bisa mendengar orang yang berdiri hanya 1 meter dari kamu.
  • Setelah keluar dari area bising, suara orang terdengar mendengung atau teredam.
  • Ada rasa sakit atau telinga berdenging (tinnitus) setelah mendengar suara keras.

Bagaimana Suara Keras Merusak Pendengaran?

Agar lebih paham, ini cara telinga kita bekerja:

  1. Suara masuk ke telinga dalam bentuk gelombang suara. Semakin keras suara, semakin besar gelombangnya.
  2. Gelombang suara membuat gendang telinga bergetar dan menggerakkan tulang kecil di telinga tengah.
  3. Getaran ini masuk ke telinga bagian dalam (koklea) yang berisi cairan dan sel rambut halus.
  4. Getaran cairan menggerakkan sel rambut ini untuk mengubah suara menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak.

Jika suara terlalu keras:

  • Cairan di koklea bergerak terlalu kuat dan bisa merusak sel rambut.
  • Sel rambut yang rusak tidak bisa memperbaiki diri, sehingga sinyal suara ke otak jadi terganggu.
  • Awalnya suara bernada tinggi (seperti /t/, /f/, /k/) akan sulit didengar.

Tanda awal NIHL adalah telinga berdenging (tinnitus). Tidak ada cara untuk memperbaiki sel rambut yang sudah rusak, tetapi alat bantu dengar bisa membantu pendengaran.

Dampak Kebisingan pada Kesehatan

Kebisingan bukan hanya merusak telinga. Suara bising juga bisa menyebabkan:

  • Tekanan darah tinggi
  • Detak jantung lebih cepat
  • Masalah pencernaan
  • Gangguan tidur (meski suara sudah berhenti)
  • Masalah pada perkembangan janin

Kebisingan juga bikin kita sulit konsentrasi, produktivitas menurun, dan bisa berbahaya di tempat kerja karena tidak mendengar peringatan. Pada anak-anak, kelas yang bising bisa mengganggu proses belajar.