Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Orang bakal megalami berbagai tantangan hidup yang berujung pada gangguan jiwa atau bahkan depresi . Tapi ingat ! depresi bukanlah sesuatu yang aib .

"Kita harus memberikan edukasi kepada dia bahwa orang depresi itu bukan aib bukan hal yang tabu. Depresi itu ada di mana-mana, itu wajar," kata Psikiater lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ-K.

Orang terdekat berperan penting dalam mendukung penderita depresi, seperti mengingatkan untuk tidak melukai diri dan segera mencari pertolongan medis.

Pengobatan gangguan jiwa tidak perlu dikhawatirkan secara finansial, karena kini bisa melalui BPJS Kesehatan.

"Kalau gak punya uang, pakai BPJS. Pemerintah sudah meng-cover ini, mulai dari obat-obatan anti-depresi, anti-cemas. Jadi, gak ada alasan orang sakit jiwa, itu tidak berobat," ujarnya.

Ia menegaskan, depresi dinilai sebagai penyakit kronis sehingga harus ditangani dengan tepat. Depresi memiliki trias sebagai kriteria di antaranya:

  • Mencakup hilang minat dan kesenangan,
  • Mudah lelah baik fisik maupun mental,
  • Murung seperti sedih,
  • Sering nangis kosong hampa dalam hidup.

Terdapat gejala tambahan mengalami depresi, di antaranya:

  • Mencakup gangguan tidur,
  • Gangguan seksual
  • Gangguan makan tidak mau makan atau makan terus.

"Kalau itu berlangsung lebih dari 2 minggu insyaAllah depresi, rumusnya itu aja trias depresi lebih dari 2 minggu," katanya.

Namun, depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).

"Masalahnya kalau orang TRD itu lamanya itu lebih lama dibanding depresi biasa 3 kali lipat," katanya. (*)