Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Ashwin Kandouw, Sp.KJ, menyarankan masyarakat untuk segera berkonsultasi dengan psikiater jika merasakan gejala gangguan jiwa seperti skizofrenia atau gangguan bipolar (GB).
Menurut dr. Ashwin, diagnosis dan penanganan medis yang cepat oleh tenaga ahli sangat krusial agar pasien skizofrenia dan gangguan bipolar mendapatkan pengobatan terbaik, mengendalikan gejala, dan mencegah kekambuhan.
"Sangat penting untuk seorang penderita Skizofrenia maupun GB bisa cepat terdiagnosis dan mendapatkan penanganan medis yang tepat oleh personel medis yang kompeten," kata Ashwin dalam keterangannya, Jumat (25/7).
Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku. Penderitanya mungkin mengalami kekacauan berpikir yang tercermin dari cara bicara, serta waham—keyakinan salah yang diyakini teguh meskipun tidak sesuai realita.
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau, sedangkan gangguan perilaku bisa berupa tindakan kacau, bahkan agresif. Halusinasi—persepsi indra tanpa rangsangan nyata—juga sering dialami.
Sementara itu, gangguan bipolar adalah gangguan suasana hati ekstrem yang berfluktuasi antara fase manik (gembira berlebihan, ide membludak, energi melimpah) dan fase depresi (kesedihan mendalam, sulit mengambil keputusan, kecenderungan menyakiti diri sendiri, hingga keinginan bunuh diri).
Meskipun berbeda, kedua gangguan ini memiliki kesamaan: melibatkan ketidakseimbangan kimia otak, bersifat kronis (jangka panjang), dan kambuhan (gejala dapat mereda namun bisa muncul kembali). Dr. Ashwin menekankan bahwa semakin cepat penanganan medis diberikan, semakin baik pula hasil pengobatannya. Sebaliknya, keterlambatan penanganan dapat mengurangi peluang pemulihan.