Kepala Biara Kuil Kung Fu Shaolin Terlilit Harta, Takhta, dan Perempuan, Jalani Pemeriksaan Penggelapan Uang

Yongxin, kepala biara Kuil Shaolin yang terkenal di dunia, sedang diselidiki beberapa lembaga terkait dengan dugaan penggelapan dana, hubungan tidak pantas dengan beberapa perempuan, dan memiliki anak di luar nikah. Demikian diungkap pihak kuil dalam sebuah pernyataan pada Minggu (27/7).
Kuil Shaolin yang berusia 1.500 tahun yang terletak di pegunungan Provinsi Henan, China Tengah, menarik ribuan murid setiap tahun, termasuk dari berbagai negara di dunia. Shi, yang menjadi kepala biara Shaolin sejak 1999, dijuluki ‘biksu CEO’ karena mengubah kuil tersebut menjadi sebuah merek global.
Namun, di tengah penyelidikan ini, sertifikat penasbihannya telah dicabut, seperti diumumkan Asosiasi Buddha China pada Senin. Sertifikat penahbisan merupakan bukti penerimaan seseorang ke dalam komunitas monastik.
“Tindakan Shi Yongxin sangat buruk, merusak reputasi komunitas Buddha dan citra para biksu,” kata Asosiasi Buddha China dalam pernyataan mereka.
Di bawah kepemimpinannya, kuil tersebut mulai membuka sekolah di luar China dan membentuk rombongan keliling yang menampilkan pertunjukan kung fu Shaolin, gaya seni bela diri khas kuil ini. Berita tentang penyelidikan Shi menjadi topik panas di China, bahkan mencatatkan paling banyak dibaca di Weibo pada Senin pagi. Unggahan terakhir di akun Weibo pribadinya, yang memiliki lebih dari 880.000 pengikut dan biasanya diperbarui setiap hari dengan ajaran Buddha, bertanggal 24 Juli.
Shi juga pernah menjadi sorotan pada 2015 atas dugaan hubungan seksual dengan perempuan dan penggelapan dana kuil. Ia juga diduga menerima hadiah mahal dari perusahaan dan pemerintah lokal, termasuk sebuah mobil Volkswagen SUV dan jubah bersulam benang emas.
Ia bahkan sempat diselidiki saat itu atas dugaan penggelapan dan memiliki beberapa anak, tetapi kemudian dibebaskan dari tuduhan.
“Jika ada masalah, hal itu sudah akan terungkap sejak lama,” kata Shi dalam wawancara dengan BBC Chinese pada 2015.
Kuil Shaolin juga menuai kritik pada 2015 karena rencana membangun kompleks kuil senilai hampir USD 300 juta (sekitar Rp 4.918 triliun) yang mencakup hotel, sekolah kung fu, dan lapangan golf. Nama ‘Shaolin’ telah mendapatkan popularitas dalam budaya pop selama bertahun-tahun, termasuk menjadi judul film pada 1982 yang dibintangi Jet Li. Kuil ini juga disebutkan dalam lagu-lagu grup hip-hop Amerika Wu-Tang Clan dan menginspirasi spin-off dari video game Mortal Kombat.
Meskipun bertentangan dengan doktrin, banyak orang China tidak terlalu marah jika seorang biksu memiliki simpanan atau makan daging.
Karena waktu mereka didedikasikan untuk pertarungan fisik dan kehidupan spiritual mereka lebih merupakan perjalanan internal terkait dengan pelatihan, hal ini tidak dianggap terlalu bermasalah secara moral jika mereka tidak sepenuhnya mengikuti ajaran Buddha tradisional.
Namun, pihak berwenang dikabarkan menyelidiki Abbot Shi atas dugaan penggelapan, dan hal ini dianggap tidak dapat ditoleransi. Jika ia terbukti bersalah atas penipuan dan korupsi, reputasinya di mata publik China akan sangat terpukul.(dwi)