Apresiasi Kurnia Sandy bagi Kiper Timnas U23 Muhammad Ardiansyah

Perhelatan ASEAN U23 Championship 2025 menyisakan cerita manis meski Indonesia gagal meraih gelar juara. Setelah dikalahkan Vietnam dengan skor 0-1 di final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa (29/9/2025) malam.
Salah satu nama di skuad Timnas U23 Indonesia yang tetap bersinar di tengah kekecewaan adalah Muhammad Ardiansyah.
Sang penjaga gawang dinobatkan sebagai kiper terbaik turnamen yang juga dikenal dengan nama Piala AFF U23 2025 tersebut.
Penampilan impresifnya pun mendapat sorotan dari penjaga gawang legendaris timnas Indonesia, Kurnia Sandy.
Ia mengamati kiprah penjaga gawang PSM Makassar itu selama turnamen.
Dirinya mencolok karena mampu menggeser Cahya Supriadi yang sering menjadi langganan timnas Indonesia kelompok umur termasuk ketika di Piala AFF senior 2024.
“Saya lihat langsung di GBK waktu Indonesia vs Malaysia. Cahya Supriadi banyak miss komunikasi dengan empat bek tengah, beberapa kali hampir gol bunuh diri,” ujarnya kepada Kompas.com.
Selanjutnya ia juga hadir menyaksikan laga final ASEAN U23 Championship, Vietnam vs Indonesia, meski harus pulang lebih awal.
Saat itu, Muhammad Ardiansyah kembali menjadi penjaga gawang pilihan pelatih Gerald Vanenburg.
Menurutnya, gol tunggal kemenangan Vietnam seharusnya bisa diantisipasi lebih baik. Meski demikian, ia tetap memberi apresiasi atas penampilan penjaga gawang muda itu.
“Gol Vietnam seandainya Ardiansyah berani keluar ketika situasi sepak pojok dan kemelut di depan gawang, mungkin Vietnam tidak mudah untuk cetak gol,” kata Kurnia Sandy.
“Ardiansyah ketika lawan Thailand penampilannya bagus dan menjadi penentu kemenangan dalam adu penalti,” imbuhnya.
Ardiansyah Perlu Tambahan Jam Terbang
Seperti diketahui Ardiansyah sendiri bermain dalam empat pertandingan selama turnamen.
Ia mencatatkan dua kali clean sheet saat menghadapi Brunei Darussalam dan Filipina, delapan gol kebobolan dengan rincian, satu gol diwaktu normal dan enam kebobolan dalam adu penalti saat semifinal melawan Thailand.
Pesepak bola Timnas U23 Indonesia Hokky Caraka menyemangati rekannya Muhammad Ardiansyah (tengah) saat adu penalti melawan Timnas U23 Thailand pada semifinal Piala AFF U23 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (25/7/2025). Indonesia melaju ke final setelah mengalahkan Thailand lewat adu penalti dengan skor 7-6. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/Lmo/tom.
Serta satu gol saat final menghadapi Vietnam.
“Ardiansyah cukup baik, perlu ditambah jam terbang atau menit bermainnya di event internasional, dan saya pribadi apresiasi terhadap pelatih kiper PSM, Coach M. Sabilillah, yang telah mencetak kiper muda berkualitas setelah Reza Arya,” tutur Kurnia Sandy.
Tidak hanya menilai performa individu, ia juga mengatakan persoalan regenerasi penjaga gawang di Indonesia.
Kurnia Sandy Tegaskan Indonesia Tak Pernah Kurang Kiper Potensial
Menegaskan bahwa Indonesia sejatinya tidak pernah kekurangan penjaga gawang potensial.
“Karena dari dulu tiap generasi di timnas selalu muncul kiper-kiper muda potensial. Tapi kadang kesempatan mereka untuk bersinar justru dihambat oleh aturan atau regulasi di liga saat ini,” sambungnya.
Meski saat ini fenomena dominasi penjaga gawang asing di kompetisi sepak bola Indonesia khususnya Super League menjadi penghambat serius bagi regenerasi pemain muda.
“Kita semua tahu bahwa Liga 1 sekarang sudah didominasi oleh kiper-kiper asing sehingga kesempatan pemain muda, terutama kiper, semakin kecil didapat," ujar pelatih yang sempat menimba ilmu di Sampdoria Primavera tersebut.
"Ini juga seharusnya menjadi catatan bagi PSSI, bahwa aturan atau regulasi harus memperhatikan perkembangan pembinaan pemain-pemain muda untuk bisa berkembang,” pungkas pelatih kiper PSPS Pekanbaru itu.