Rentetan Kasus Penipuan di Labuan Bajo, Kini Turis China Alami Hal Serupa

Kasus penipuan terhadap turis di Labuan Bajo kembali terjadi. Setelah sebelumnya dialami turis asal Inggris dan Amerika Serikat (AS), kini giliran turis asal China yang menjadi korban.
Turis berinisial LM (34) mengalami kejadian tidak menyenangkan saat berlibur ke Labuan Bajo. Ia memesan kapal wisata untuk perjalanan dua hari satu malam ke Taman Nasional Komodo pada 29–31 Juli 2025.
LM telah menyetorkan down payment (DP) sebesar Rp 940.000 kepada pihak agen pada 25 Juni 2025. Namun, kapal yang disediakan tidak sesuai dengan perjanjian awal.
Merasa ditipu, LM membatalkan penyewaan kapal wisata dan meminta pengembalian uang muka. Namun, proses pengembalian berjalan sulit hingga akhirnya LM melapor ke kepolisian.
"Menurut agen, pengembalian uang muka membutuhkan waktu satu bulan, sehingga berdasarkan rekomendasi rekannya, turis ini ke kantor untuk minta tolong bantuan polisi," ujar Kasat Pam Obvit Polres Manggarai Barat, Iptu Abnel Tamonob, dalam keterangan tertulis, Minggu(3/8/2025).
Abnel menambahkan, turis asal China tersebut mengadukan pengembalian uang muka untuk penyewaan kapal wisata yang belum dikembalikan oleh pihak agen perjalanan wisata di Labuan Bajo.
Setelah menerima pengaduan, pihak kepolisian menghubungi agen perjalanan wisata berinisial MH (37) pada Rabu (30/7/2025) lalu untuk meminta kejelasan sekaligus meminta pengembalian uang muka tersebut. Polisi memastikan persoalan ini telah diselesaikan.
"Sudah dikembalikan uang muka itu setelah kami mediasi dan turis asal Tiongkok itu telah melakukan trip dengan agen yang lain," ujarnya.
Kasus turis Inggris tertipu trip snorkeling
Wisatawan asal Inggris, Mattew (35) bersama rekannya, ditipu sopir saat berwisata di Labuan Bajo, pada Minggu (20/7/2025).
Kasus serupa sempat menimpa turis asal Inggris bernama Mattew (35) saat berlibur di Labuan Bajo pada Minggu (20/7/2025). Ia tertipu saat mencari trip snorkeling alternatif lewat media sosial.
"Sampai di sana ternyata tidak ada snorkeling spot seperti yang dijanjikan, lalu kami diantar pulang," kata Mattew di Polres Manggarai Barat, Rabu (24/7/2025).
Mattew dan rekannya semula telah memesan trip snorkeling ke Taman Nasional Komodo (TNK). Namun, mereka kemudian mencari alternatif spot lain melalui grup Facebook.
Postingan Mattew ditanggapi oleh seorang pria berinisial YP (29) yang menawarkan trip snorkeling ke Nuca Molas atau Pulau Mules.
Setelah sepakat, Mattew dan rekannya menuju lokasi penyeberangan. Di sana, mereka diminta naik rakit styrofoam berukuran sekitar 1x2 meter yang didayung secara manual selama 10 menit sebelum naik ke perahu yang disebut dalam kondisi rusak dan bermasalah dengan mesin.
Mereka telah membayar Rp 2 juta kepada YP untuk perjalanan tersebut. Namun sampai di lokasi ternyata tidak ada snorkeling spot seperti yang dijanjikan.
Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, AKP Lufthi Darmawan Aditya, menyampaikan bahwa korban memutuskan untuk tidak membawa kasus ini ke ranah hukum.
“Tadi siang, kami sudah pertemukan korban dengan terduga pelaku. Korban memutuskan tidak melanjutkan kasus ini karena telah menerima permintaan maaf dari para terduga pelaku,” ujar Lufthi.
Penipuan serupa pernah dialami 20 turis
Para wisatawan naik speedboat menuju kapal yang hendak mengantar mereka ke TN Komodo, pada Senin (2/6/2025).
Sebelumnya, sebanyak 13 turis asing dan 7 turis lokal menjadi korban penipuan oleh agen travel saat akan berangkat ke Pulau Komodo pada Senin (2/6/2025).
Mereka telah membayar penuh biaya perjalanan selama tiga hari dua malam melalui agen GTAT, dengan total senilai Rp 101.300.000. Namun, saat akan naik ke kapal, perjalanan dibatalkan karena pihak kapal FSK tidak menerima pelunasan dari agen.
“Kejadiannya Senin, (2/6/2025), para turis sudah memesan dan membayar semua biaya trip perjalanan ke agen GTAT, tetapi tidak bisa berangkat karena pihak kapal FSK tidak mau memberangkatkan mereka,” jelas Kepala Seksi Humas Polres Manggarai Barat, Ipda Hery Suryana, Selasa (3/6/2025).
Pihak kapal FSK bersama personel Unit Wisata Satua PAM Obvit Polres Manggarai Barat mencari dan mendatangi rumah agen GTAT untuk menanyakan terkait perjalanan dan pembayaran lebih lanjut.
"Setelah melakukan mediasi antara turis, agen GTAT dan kapal FSK, akhirnya pihak kapal setuju untuk memberangkatkan para turis ke TN Komodo. Semua turis tersebut sudah ke destinasi wisata," jelas Hery.
Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, menyayangkan peristiwa ini.
“Kasus ini tentunya dapat berdampak pada reputasi pariwisata Labuan Bajo dan kenyamanan turis yang telah mempercayakan perjalanan mereka ke destinasi unggulan ini,” kata Frans, Rabu (4/5/2025).