Penipuan Turis Inggris di Labuan Bajo, Kemenpar Ingatkan Bahaya Info Palsu

Labuan Bajo, labuan bajo, penipuan di labuan bajo, Penipuan turis inggris di labuan bajo, penipuan turis asing di labuan bajo, Penipuan Turis Inggris di Labuan Bajo, Kemenpar Ingatkan Bahaya Info Palsu

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengimbau wisatawan yang hendak berlibur ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk lebih berhati-hati akan informasi palsu.

Wisatawan diimbau memastikan bahwa mereka mendapatkan informasi wisata dari sumber yang kredibel.

Imbauan ini muncul menyusul kasus penipuan terhadap wisatawan asing yang terjadi baru-baru ini di destinasi unggulan tersebut.

“Kami mengimbau agar pengunjung atau wisatawan yang mau berlibur ke Labuan Bajo, tolong cek informasi-informasi yang dapat diandalkan, yang terpercaya, sehingga tidak kecewa,” ujar Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Frans Teguh, di Labuan Bajo, Sabtu (26/7/2025).

Frans memberikan pernyataan ini setelah mencuatnya kasus dugaan penipuan terhadap wisatawan asal Inggris, Mattew (35), yang terjadi pada Minggu (20/7/2025).

Meski kasus tersebut telah diselesaikan secara damai, ia menekankan pentingnya kewaspadaan dan kecermatan wisatawan dalam memperoleh informasi seputar aktivitas wisata, terutama terkait jasa transportasi, akomodasi, dan pembayaran.

Informasi kredibel, kunci keamanan wisatawan

Frans menyarankan agar wisatawan mencari informasi resmi dari pemerintah daerah setempat maupun dari Badan Otorita Pariwisata seperti BPOLBF (Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores).

Selain itu, wisatawan juga bisa meminta rekomendasi agen atau mitra travel yang tepercaya sebelum merencanakan aktivitas selama berada di Labuan Bajo.

“Bisnis pariwisata itu adalah bisnis kepercayaan. Kepercayaan itu dibangun atas dasar informasi yang komprehensif dan kredibel,” tegas Frans.

Dalam era pascakebenaran (post-truth), menurutnya, penyebaran informasi palsu yang tidak berbasis fakta sangat rawan membentuk persepsi negatif, bahkan bisa menenggelamkan fakta yang sebenarnya.

Oleh sebab itu, Frans menekankan bahwa wisatawan tidak hanya perlu mencari informasi, tetapi juga wajib melakukan verifikasi untuk memastikan kebenarannya.

Frans juga mengajak seluruh pihak untuk menjaga citra Labuan Bajo sebagai destinasi wisata unggulan.

Labuan Bajo, labuan bajo, penipuan di labuan bajo, Penipuan turis inggris di labuan bajo, penipuan turis asing di labuan bajo, Penipuan Turis Inggris di Labuan Bajo, Kemenpar Ingatkan Bahaya Info Palsu

Ilustrasi Labuan Bajo, Flores, NTT.

Munculnya persepsi bahwa Labuan Bajo tidak aman, menurutnya, sering kali disebabkan oleh kesalahan informasi yang didapat wisatawan atau kurangnya verifikasi sebelum melakukan transaksi.

“Harus dibedakan bahwa ada kasus yang dipicu oleh ketidakcermatan pengunjung dalam mencari informasi utuh. Apalagi jika menyangkut transaksi pembayaran atau informasi biaya lainnya,” ujarnya.

Penipuan terhadap turis Inggris berakhir damai

Sementara itu, Kapolres Manggarai Barat melalui Kepala Satuan Reskrim AKP Lufthi Darmawan Aditya menyatakan bahwa kasus dugaan penipuan yang dialami wisatawan asal Inggris tersebut telah diselesaikan secara damai pada Rabu (23/7/2025).

Para terduga pelaku telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, dan korban memutuskan untuk tidak melanjutkan perkara ke ranah hukum.

Sebelumnya alih-alih menikmati snorkeling, Mattew (35), turis asal Inggris, malah ditipu hingga harus naik rakit styrofoam di Labuan Bajo.

"Sampai di sana ternyata tidak ada snorkeling spot seperti yang dijanjikan. Lalu kami diantar pulang," kata Mattew, dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/7/2025).

Ia tertipu saat mencari lokasi snorkeling alternatif lewat media sosial Facebook. Awalnya pria berusia 35 tahun itu ingin bertolak ke Pulau Kanawa untuk snorkeling.

Namun Mattew justru ditawari menyelam ke Nuca Molas dengan iming-iming spot snorkeling yang lebih baik dengan tarif Rp 2 juta.

Korban lantas diminta menaiki rakit styrofoam berukuran sekitar 1 meter x 2 meter yang didayung secara manual selama 10 menit, sebelum naik ke perahu yang disebut dalam kondisi rusak dan bermasalah dengan mesin.