Ini Asal Mesin Tik Naskah Proklamasi, Ternyata Punya Perwira Nazi

Hampir delapan dekade berlalu sejak naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia diketik.
Namun satu pertanyaan sederhana masih jarang terjawab, yaitu dari mana asal mesin tik yang digunakan Sayuti Melik untuk mengetik naskah Proklamasi?
Sebagian besar masyarakat mengenal Sayuti Melik sebagai sosok penting yang mengetik ulang teks tulisan tangan Soekarno pada 17 Agustus 1945 dini hari.
Namun tak banyak yang tahu bahwa meskipun proses perumusan dan pengetikan ulang naskah Proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda, tetapi mesin tik yang digunakannya bukanlah milik Laksamana Maeda.
Lantas, siapa pemilik mesin tik naskah proklamasi?
Berdasarkan penelusuran Kompas.com di Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang dulu merupakan rumah Laksamana Maeda, serta beberapa sumber buku sejarah, diketahui mesin tik yang dipakai oleh Sayuti Melik merupakan mesin tik yang dipinjam dari kantor militer Jerman.
“Mesin tik yang digunakan Sayuti Melik malam itu bukan milik Pak Maeda. Mesin tiknya dipinjam dari kantor militer Jerman oleh pembantu Pak Maeda,” ujar Karisa kepada Kompas.com di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (3/8/2025).
Malam itu, kata Karisa, setelah naskah Proklamasi ditulis oleh Soekarno, naskah tersebut kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik ulang.
Dalam buku "17 Fakta Mencengangkan di Balik Kemerdekaan Indonesia" karya Hendri F. Isnaeni (2015), dijelaskan bahwa pengakuan Sayuti Melik diamini oleh BM Diah, Soekarno memanggil Sayuti Melik sembari melambai-lambaikan selembar kertas yang berisi teks proklamasi.
"Ti, Ti, tik ini," begitu kata Bung Karno kepada Sayuti Melik malam itu.
Sayuti Melik kemudian menghampiri meja Soekarno dan menerima konsep teks tersebut.
"Dia (Sayuti Melik) menuju ke ruang lain yang ada meja tulis dan mesin tik. Saya berdiri di belakang Sayuti ketika dia mengetik," kata BM Diah.
Diorama Sayuti Melik saat mengetik naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia didampingi BM Diah, di Rumah Laksamana Maeda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (3/8/2025).
Namun, pada saat itu Sayuti mengatakan bahwa teks proklamasi tidak bisa diketik karena mesin tik yang ada di rumah Laksaman Maeda menggunakan kanji. Sementara teks proklamasi harus ditulis menggunakan huruf latin.
Maka dari itu, pembantu Laksamana Maeda bernama Satzuki Mishima malam itu keluar mengendarai jeep menuju kantor militer Jerman untuk meminjam mesin tik.
Di sana, Satzuki bertemu degan Mayor Kadelar, seorang perwira Angkatan Laut Nazi Jerman. Mayor Kadelar kemudian meminjamkan mesin tik, dan Satzuki kembali membawa mesin tik pulang.
Mesin tik itulah yang kemudian digunakan oleh Sayuti Melik untuk mengetik naskah Proklamasi.
Karisa menjelaskan, mesin tik asli tersebut kini tak diketahui keberadaannya. Besar kemungkinan, setelah digunakan, mesin tik dikembalikan lagi ke kantor militer Jerman oleh Satzuki.
“Yang ada di museum sekarang hanyalah replika. Kami hanya bisa mencari mesin tik dengan model dan tahun yang sama,” jelasnya.