Imbas Keracunan Massal MBG di Sragen, BGN Tetapkan SOP Maksimal 4 Jam Disimpan Sebelum Disantap

Korban keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sragen terus bertambah. Data terakhir tercatat korban mencapai 251 orang terdiri dari siswa, guru dan orang tua siswa yang ikut menyantap menu MBG.
Guna merespons kasus keracunan di Sragen itu, Badan Gizi Nasional (BGN) menerbitkan Standar Operasional Prosedur (SOP) baru pengiriman program MBG ke sekolah.
"Kami tingkatkan SOP-nya termasuk mulai memilih bahan baku yang baik, memendekkan waktu masak, memendekkan waktu penyiapan, memendekkan waktu pengiriman," kata Kepala BGN Dadan Hindayana, kepada media di Jakarta, dikutip Kamis (14/8).
Poin krusial yang ditekankan dalam SOP baru itu agar tidak terlalu lama disimpan di sekolah. Menurut Dadan, waktu ideal penyimpanan MBG di sekolah tidak lebih dari 4 jam agar makanan tidak basi dan tetap berkualitas.
"Termasuk juga di dalam pengiriman ke sekolah dan makanan tidak terlalu lama disimpan di sekolah agar waktunya lebih pendek dari 4 jam," tandas orang nomor satu di BGN itu, dikutip Antara.
Sementara itu, Bupati Sragen Sigit Pamungkas telah memutuskan untuk menghentikan sementara distribusi MBG di sekolah yang ditemukan kasus keracunan.
Sampel MBG dengan menu nasi kuning, ayam suwir, susu, dan orek telur suwir juga telah dikirim ke laboratorium di Semarang untuk diuji.
"Hasilnya tunggu beberapa waktu kedepan. Pentingnya investigasi mendalam. Kami juga melaporkan insiden ini ke pemerintah pusat dan berupaya memperbaiki sistem pengawasan agar MBG di mana pun aman dan bergizi bagi anak-anak,” tandas Bupati. (*)