Jangan Sembarangan! Ini Risiko Mengunggah Foto ke AI

Ilustrasi AI
Ilustrasi AI

Belakangan, semakin banyak orang yang tergoda mengunggah foto ke AI untuk diubah menjadi ilustrasi atau karakter unik. Hasilnya memang lucu dan memuaskan rasa penasaran. Namun, di balik keseruan itu, ada risiko besar yang sering tidak disadari.

Contohnya, saat sebuah keluarga memamerkan foto hasil edit AI di acara kumpul bersama. Alih-alih terhibur, sebagian orang justru merasa was-was, ke mana perginya foto itu setelah diunggah? Apakah masih aman, atau justru bisa tersebar tanpa kendali?

Kenyataannya, banyak pengguna yang melakukan ini tanpa pikir panjang. Padahal, setiap kali Anda mengunggah foto pribadi, ada kemungkinan data itu disalahgunakan.

Pertanyaan Penting Sebelum Unggah Foto ke AI

buru klik “unggah”, ada baiknya Anda bertanya pada diri sendiri:

  • Apa tujuan saya mengunggah foto ini?
  • Apakah foto bisa dipakai untuk melatih AI tanpa izin saya?
  • Adakah detail sensitif di dalam foto, seperti alamat rumah atau papan nama jalan?
  • Sudahkah saya membaca kebijakan privasi layanan tersebut?
  • Apakah semua orang di foto setuju fotonya dipakai?

Pertanyaan-pertanyaan sederhana ini bisa membantu Anda berpikir dua kali sebelum membagikan data visual yang sebetulnya sangat pribadi.

Risiko Privasi yang Mengintai

Mengunggah foto ke AI bukan sekadar soal edit gambar. Foto menyimpan lebih banyak informasi daripada yang terlihat, seperti:

  • Metadata: stempel waktu, lokasi pengambilan, hingga perangkat yang digunakan.
  • Data visual: wajah, rumah, atau bahkan lingkungan sekitar yang bisa jadi petunjuk lokasi.

Jika jatuh ke tangan yang salah, data ini bisa menjadi tambang emas bagi pelaku kejahatan digital. Bahkan, foto selfie biasa bisa dipakai membuat deepfake, yaitu rekayasa visual yang menempelkan wajah Anda ke orang lain untuk tujuan yang merugikan.

Lebih menakutkan lagi, meskipun foto Anda sudah hilang dari percakapan, bukan berarti datanya benar-benar terhapus. Bisa jadi ada salinan yang tersimpan di server untuk pelatihan atau moderasi sistem.

Anda Punya Kontrol, Gunakan!

Meski terdengar menakutkan, bukan berarti Anda tidak bisa melindungi diri. Ada beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan:

  1. Baca kebijakan privasi dengan cermat. Cari tahu data apa yang dikumpulkan, di mana disimpan, berapa lama disimpan, dan apakah Anda bisa menghapusnya.
  2. Nonaktifkan riwayat obrolan jika layanan chatbot memberi opsi ini. Dengan begitu, data Anda tidak dipakai untuk pelatihan model.
  3. Hapus metadata foto sebelum mengunggah. Gunakan aplikasi seperti ExifTool, atau cukup ambil screenshot foto untuk menghilangkan informasi tersembunyi.
  4. Gunakan foto stok atau wajah buatan AI (misalnya dari This Person Does Not Exist) jika hanya ingin bersenang-senang tanpa risiko data pribadi tersebar.

Persetujuan Itu Penting

Hal lain yang tidak kalah penting adalah soal izin. Jangan pernah mengunggah foto orang lain—apalagi anak-anak—tanpa persetujuan. Anak-anak tidak bisa memberikan persetujuan yang sadar, dan menggunakan foto mereka justru membuka celah risiko lebih besar, baik soal privasi maupun dampak psikologis.

Selain itu, mengubah foto secara drastis dengan AI bisa berpengaruh pada citra diri. Terutama bagi anak muda, hal ini bisa mengganggu rasa percaya diri mereka.

AI Bukan Teman Anda

AI memang terasa ramah, bahkan seolah bisa diajak ngobrol layaknya teman. Namun, jangan lupa, AI bukan manusia. Jangan membagikan semua informasi pribadi hanya karena merasa nyaman. Ingatlah, sistem bisa salah, dan tidak semua jawaban AI dapat diandalkan sepenuhnya.

Gunakan AI untuk bersenang-senang dan produktif, tapi tetap dengan batas yang jelas. Jika ada hal yang terasa janggal, ikuti insting Anda untuk berhenti.