Top 7+ Fungsi Literasi Keuangan Jadi Jalan Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Prasejahtera

Ilustrasi rupiah, 1. Mengajarkan Pengelolaan Uang Sejak Dini, 2. Memperkuat Ketahanan Ekonomi Rumah Tangga, 3. Menghindari Jeratan Utang Konsumtif, 4. Memperluas Akses Produk Keuangan Formal, 5. Menumbuhkan Kemandirian Ekonomi
Ilustrasi rupiah

Masyarakat Indonesia masih mengalami kondisi prasejahtera dengan pendapatan terbatas tetapi dihadapkan pada pilihan sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Upaya yang kini banyak digencarkan pemerintah maupun lembaga sosial adalah program literasi keuangan, 

Literasi keuangan bagi keluarga prasejahtera bukan sekadar teori. Program ini berfungsi sebagai bekal hidup yang dapat membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan dengan mengenalkan konsep dasar keuangan sekaligus memberi keterampilan praktis agar keluarga bisa lebih bijak dalam mengelola pendapatan.

Pentingnya kecakapan fianansial mendorong pemerintah menyelenggarakan Bulan Literasi Keuangan (BLK) selama bulan Mei sampai Agustus. Bertepatan dengan momentum Bulan Literasi Keuangan dan peringatan Hari Indonesia Menabung tahun 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Financial Literacy Award 2025

Dalam ajang tersebut, OJK mengapresiasi kinerja PT Permodalan Nasional Madani (PNM) atas program literasi keuangan yang inspiratif. PNM meraih dua penghargaan bergengsi, yaitu sebagai Lembaga Keuangan Khusus dan Fintech dengan Program Literasi Keuangan Teraktif, serta PUJK dengan Pembentukan OJK Peduli Syariah Termasif.

OJK Berikan Apresiasi Atas Keberhasilan Program Literasi Keuangan PNM, 1. Mengajarkan Pengelolaan Uang Sejak Dini, 2. Memperkuat Ketahanan Ekonomi Rumah Tangga, 3. Menghindari Jeratan Utang Konsumtif, 4. Memperluas Akses Produk Keuangan Formal, 5. Menumbuhkan Kemandirian Ekonomi

OJK Berikan Apresiasi Atas Keberhasilan Program Literasi Keuangan PNM

Mengutip keterangan tertulis, Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menegaskan bahwa penghargaan ini tidak hanya menjadi simbol pencapaian, tetapi juga pengingat akan tanggung jawab besar yang diemban PNM untuk membantu kehidupan keluarga prasejahtera khususnya nasabah PNM Mekaar menjadi lebih baik.

Program literasi keuangan yang aktif, merata, dan terlaporkan dengan baik menjadi indikator keberhasilan PNM dalam mendukung agenda inklusi keuangan nasional. Capaian PNM tidak hanya berbicara tentang kuantitas program yang dijalankan, tetapi juga efektivitasnya dalam menjangkau segmen masyarakat yang selama ini memiliki keterbatasan terhadap akses keuangan formal. 

Berikut manfaat program literasi keuangan dalam mendorong masyarakat sejahtera bisa naik kelas. 

1. Mengajarkan Pengelolaan Uang Sejak Dini

Salah satu manfaat utama literasi keuangan adalah meningkatkan kesadaran dalam mengelola uang. Keluarga prasejahtera kerap tidak terbiasa membuat anggaran bulanan, sehingga pengeluaran sering kali tidak terkontrol. 

Program literasi mengajarkan masyarakat prasejahtera cara mencatat pemasukan dan pengeluaran, membedakan kebutuhan pokok dari keinginan, serta menghindari pemborosan. Hal sederhana ini bisa menjadi langkah awal penting untuk menjaga stabilitas keuangan rumah tangga.

2. Memperkuat Ketahanan Ekonomi Rumah Tangga

Literasi keuangan juga mendukung tercapainya target inklusi keuangan nasiona. Program literasi PNM turut memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga, menekan potensi praktik keuangan ilegal, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam sektor formal.

Keberhasilan program literasi keuangan sejalan dengan kebijakan regulator yang tertuang dalam POJK No. 3 Tahun 2023 tentang Literasi dan Inklusi Keuangan serta POJK No. 22 Tahun 2023 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan.

3. Menghindari Jeratan Utang Konsumtif

Salah satu masalah yang sering menjerat keluarga prasejahtera adalah ketergantungan pada utang, baik dari rentenir maupun pinjaman online ilegal. Bunga tinggi membuat kondisi mereka semakin terhimpit. 

Program literasi keuangan membantu memberikan pemahaman tentang risiko utang konsumtif dan bagaimana cara memanfaatkan pinjaman produktif secara bijak, misalnya untuk modal usaha kecil, bukan sekadar memenuhi gaya hidup.

4. Memperluas Akses Produk Keuangan Formal

Keterbatasan informasi membuat banyak keluarga prasejahtera enggan atau tidak tahu cara menggunakan produk keuangan formal, seperti rekening tabungan, asuransi mikro, hingga kredit usaha rakyat.

Literasi keuangan membantu membuka wawasan bahwa akses ini lebih aman dibanding pinjaman informal. Selain itu, penggunaan layanan keuangan formal bisa memberi perlindungan lebih baik terhadap risiko, sekaligus memperluas kesempatan mengembangkan usaha.

5. Menumbuhkan Kemandirian Ekonomi

Tujuan akhir dari literasi keuangan adalah mendorong keluarga prasejahtera untuk mandiri secara finansial. Selasar, Arief juga menyampaikan literasi keuangan adalah jembatan menuju kemandirian ekonomi dan kesejahteraan bangsa. 

“Dengan pemahaman finansial yang kuat, masyarakat tidak hanya mampu mengelola ekonomi keluarga, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Arief.

Mulai berani membuka usaha kecil, berinvestasi pada pendidikan anak, atau membeli perlindungan asuransi sederhana. Semua langkah ini perlahan membawa mereka keluar dari kondisi bertahan hidup menuju kesejahteraan yang lebih baik.

Program literasi keuangan terbukti memiliki korelasi erat dengan peningkatan kesejahteraan keluarga prasejahtera. Literasi keuangan bukan solusi instan, namun menjadi fondasi penting agar mereka memiliki peluang lebih besar untuk keluar dari lingkaran kemiskinan dan menatap masa depan yang lebih cerah.

Financial Literacy Award 2025 sekaligus menjadi cermin bahwa literasi keuangan bukan hanya program, melainkan strategi pembangunan bangsa yang mampu memperkuat fondasi ekonomi, melindungi konsumen, dan memperluas akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.