Top 12+ Pengeluaran yang Bikin Kelas Menengah Sulit Kaya, Nomor 3 Paling Sering Jadi Godaan

Ilustrasi belanja
Ilustrasi belanja

 Kelas menengah dikenal sebagai kelompok masyarakat yang memiliki daya beli cukup stabil. Namun, salah satu tantangan terbesar bagi kelompok ini adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara gaya hidup dan kondisi finansial. 

Banyak orang yang secara tidak sadar justru menguras pendapatannya untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mendesak atau tidak memberi manfaat jangka panjang.

Melansir dari Business Insider dan The Financial Diet, ada sejumlah pengeluaran konsumtif yang sering dilakukan kelas menengah sehingga membuat mereka sulit naik kelas ke level finansial yang lebih mapan. 

Jika ingin memperkuat kondisi keuangan dan mengamankan masa depan, ada baiknya mulai mempertimbangkan untuk berhenti membeli barang-barang berikut.

12 Barang yang Wajib Distop Dibeli oleh Kelas Menengah

1. Gadget terbaru setiap tahun

Membeli smartphone atau perangkat elektronik setiap kali ada versi baru hanya akan menguras dana. Padahal, fungsi utamanya tidak berubah signifikan.

2. Mobil mewah dengan cicilan tinggi

Banyak kelas menengah terjebak membeli mobil di luar kemampuan finansial demi gengsi. Biaya cicilan, pajak, dan perawatan jadi beban jangka panjang.

3. Kopi dan minuman premium setiap hari

Kebiasaan membeli kopi di kafe populer bisa menghabiskan jutaan rupiah per bulan. Membuat sendiri di rumah jauh lebih hemat.

4. Pakaian bermerek yang berlebihan

Tidak ada salahnya membeli satu atau dua item branded, tapi jika menjadi kebiasaan, anggaran rumah tangga bisa terkuras.

5. Keanggotaan gym mahal yang jarang dipakai

Banyak orang membayar membership fitness center hanya untuk gengsi, padahal jarang dipakai. Olahraga di rumah atau taman bisa jadi alternatif.

6. Barang dekorasi rumah berlebihan

Mengikuti tren dekorasi setiap tahun justru membuat pengeluaran membengkak. Barang dekorasi cukup dibeli sesuai kebutuhan.

7. Peralatan dapur canggih yang jarang digunakan

Blender, mixer, atau oven berteknologi tinggi sering hanya dipakai sekali lalu disimpan.

8. Asuransi dan langganan yang tidak dibutuhkan

Banyak orang terjebak membeli paket asuransi tambahan atau langganan streaming yang jarang dipakai.

9. Mainan dan barang berlebih untuk anak

Membelikan anak terlalu banyak mainan mahal tidak selalu mendidik, justru bisa membuat boros.

10. Produk kecantikan dan skincare berlebihan

Mengikuti tren skincare hingga menumpuk produk yang hampir sama hanya akan membuat uang terbuang.

11. Makanan siap saji atau pesan antar terlalu sering

Makan di luar terlalu sering menguras pengeluaran bulanan yang sebenarnya bisa ditekan dengan masak sendiri.

12. Barang diskon yang tidak dibutuhkan

Mentalitas “mumpung murah” sering menjebak kelas menengah untuk membeli barang yang akhirnya tidak pernah dipakai.

Menghentikan kebiasaan membeli barang-barang tersebut bukan berarti mengekang diri secara berlebihan. Sebaliknya, ini adalah cara untuk mengalihkan dana ke hal-hal yang lebih produktif, seperti investasi, tabungan pendidikan anak, atau dana pensiun. Dengan pola konsumsi yang lebih bijak, kelas menengah bisa memperkuat fondasi finansialnya dan berpeluang naik ke level yang lebih mapan.