Berapa Tabungan Ideal untuk Kelas Menengah? Ini Jawabannya!

Pertanyaan mengenai berapa jumlah tabungan yang ideal sering muncul, terutama di kalangan kelas menengah. Kelompok masyarakat ini dianggap sudah mapan secara ekonomi, namun sering terjebak dalam kondisi finansial yang rapuh karena pendapatan sebagian besar habis untuk cicilan rumah, kendaraan, pendidikan, hingga gaya hidup.
Menurut laporan OECD dan Brookings, kelas menengah menjadi tulang punggung perekonomian global, tetapi banyak yang kesulitan membangun tabungan jangka panjang. Salah satu alasannya adalah kenaikan biaya hidup yang lebih cepat daripada pertumbuhan pendapatan.
Oleh karena itu, penting bagi kelas menengah untuk memiliki strategi keuangan yang jelas, termasuk menentukan berapa tabungan ideal yang harus disiapkan.
1. Aturan Umum: 20 Persen dari Pendapatan
Menurut pakar keuangan internasional yang dikutip dari Investopedia, aturan umum yang sering digunakan adalah menyisihkan 20 persen dari pendapatan bulanan untuk tabungan. Angka ini dianggap realistis sekaligus aman, karena masih memberi ruang untuk kebutuhan harian dan cicilan.
2. Dana Darurat Tiga Hingga Enam Bulan
MarketWatch merekomendasikan bahwa keluarga kelas menengah sebaiknya memiliki dana darurat setara tiga hingga enam bulan pengeluaran rutin. Dana ini berfungsi sebagai penyangga jika terjadi kehilangan pekerjaan atau kondisi darurat medis.
3. Tabungan Pensiun 15 Persen dari Pendapatan
Menurut analisis Fidelity di Amerika Serikat, individu sebaiknya menabung sekitar 15 persen dari penghasilan tahunan khusus untuk dana pensiun. Bagi kelas menengah, angka ini penting agar dapat menjaga standar hidup ketika tidak lagi produktif bekerja.
4. Tabungan Pendidikan Anak
Brookings menekankan bahwa pendidikan merupakan prioritas utama kelas menengah. Idealnya, orang tua mulai menyisihkan dana pendidikan anak sejak dini. Meski tidak ada angka baku, banyak lembaga keuangan menyarankan 5 hingga 10 persen dari pendapatan dialokasikan untuk tujuan pendidikan.
5. Menghindari Tabungan Negatif karena Utang
Kelas menengah di negara maju terjebak dalam utang kartu kredit dan cicilan rumah, yang akhirnya membuat tabungan menurun. Prinsip yang dianjurkan adalah jangan menabung di atas kertas sambil menumpuk utang konsumtif. Artinya, lunasi utang berbunga tinggi sebelum berfokus pada pertumbuhan tabungan.
6. Diversifikasi dalam Bentuk Investasi
Tabungan ideal tidak hanya berbentuk rekening bank, tetapi juga investasi yang aman dan berisiko terukur. Kelas menengah dianjurkan untuk menyebarkan dana ke instrumen seperti reksa dana, obligasi, atau saham agar kekayaan bertumbuh lebih cepat dibanding inflasi.
7. Evaluasi Berkala terhadap Tabungan
Salah satu kesalahan umum kelas menengah adalah menabung tanpa tujuan jelas. Studi dari Forbes menyarankan untuk mengevaluasi tujuan finansial minimal setiap tahun. Dengan begitu, tabungan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masa depan seperti rumah kedua, dana pensiun, atau biaya kuliah anak.
Bagi kelas menengah, memiliki tabungan ideal bukan sekadar angka, melainkan strategi untuk menjaga stabilitas keuangan jangka panjang. Rekomendasi internasional menunjukkan bahwa menyisihkan 20 persen dari pendapatan, memiliki dana darurat minimal tiga bulan, serta menabung 15 persen untuk pensiun adalah langkah yang bijak.
Dengan disiplin, perencanaan yang matang, dan diversifikasi aset, kelas menengah dapat terhindar dari jebakan finansial dan lebih siap menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa depan. Jadi, mulailah menabung secara konsisten sesuai dengan prinsip keuangan sehat agar Anda dapat menikmati kehidupan yang stabil dan sejahtera.