Kementerian PU Janji Langsung Tambal Jalur Pantura Saat Ada Lubang

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus berupaya mendukung kelancaran arus mudik dan arus balik Lebaran. Salah satunya dengan menambal jalur arteri Pantura (Pantai Utara Jawa) yang belum sepenuhnya mulus.
Seperti diketahui, curah hujan tinggi dan banyaknya kendaraan truk over dimension dan overloading (ODOL) turut mempengaruhi kerusakan jalan.
Bahkan, tak sedikit pengendara yang menjadi korban kecelakaan akibat kondisi jalan berlubang di mana-mana.
Jalan Pantura Kaligawe Semarang-Demak, Jawa Tengah rusak pasca banjir, Senin (10/2/2025).
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo mengatakan, bahwa hasil evaluasi menunjukkan kondisi jalan Pantura di wilayah Jawa Barat hingga Jawa Tengah dalam kondisi baik kendati masih terdapat beberapa titik yang mulai bergelombang.
"Tapi memang sudah kita sudah kita anggarkan untuk melakukan preservasi menengah hingga berat tergantung kondisi jalannya,” ujar Dody, dalam keterangan resmi, Sabtu (29/3/2025).
“Semua posko telah disiapkan dengan alat berat dan alat tambal cepat untuk memastikan lubang-lubang yang muncul bisa segera ditangani," kata dia.
Dody menambahkan, meskipun sudah melewati H-10, namun jika ditemukan lubang baru maka akan segera dilakukan penanganan saat volume lalu lintas tidak terlalu padat agar tidak mengganggu arus perjalanan pemudik.
"Jalan nasional ini kan punya batas tonase maksimal 10 ton dengan asumsi tidak ada over dimension dan overload (ODOL). Namun begitu ada kendaraan yang lewat melebihi batas tersebut, kami akan sarankan untuk menggunakan jalan tol," ucap Dody.
Dody juga mengatakan, hal ini penting untuk mengurangi beban APBN yang harus menanggung biaya perbaikan jalan nasional akibat kendaraan ODOL.
Petugas saat menambal lubang jalan Pantura .KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN
"Harusnya perbaikan dilakukan 6 bulan atau setahun sekali, tapi jika kendaraan ODOL tetap melintas, jarak waktu perbaikan akan semakin pendek,” kata Dody.
“Kalau dibiarkan, berisiko menimbulkan kecelakaan, terutama bagi pengendara motor yang mendominasi volume kendaraan di Indonesia," ujarnya.
Ia pun menyampaikan bahwa penanganan masalah ODOL perlu melibatkan kementerian terkait, seperti Kementerian Ekonomi, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian PU untuk merumuskan solusi terbaik secara komprehensif.