AHY Tegaskan Giant Sea Wall Tak Seluruhnya Beton, Mangrove Jadi Solusi Alam

Giant Sea Wall, Presiden Prabowo Subianto, pantura, Giant sea wall, presiden prabowo subianto, Prabowo Tidak Ada Lagi Penundaan Giant Sea Wall, AHY Tegaskan Giant Sea Wall Tak Seluruhnya Beton, Mangrove Jadi Solusi Alam, Mangrove Jadi Alternatif Tanggul Alami, Prabowo: Tidak Ada Lagi Penundaan Giant Sea Wall, Proyek Raksasa Bernilai Rp1.300 Triliun, Dibentuk: Badan Otorita Tanggul Laut Pantura Jawa

Pemerintah akan segera memulai pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di pantai utara Pulau Jawa setelah hampir 30 tahun tertunda. 

Proyek Giant Sea Wall dipastikan tidak sepenuhnya menggunakan material beton, melainkan pendekatan campuran antara beton dan solusi berbasis alam.

Dilansir Kompas.com (17/06/2025), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjelaskan bahwa proyek ini akan menerapkan pendekatan integratif. 

Tanggul beton hanya dibangun di wilayah yang benar-benar membutuhkan, sementara wilayah lain akan ditangani menggunakan pendekatan berbasis alam.

"Memang bisa disimpulkan bahwa yang paling visible, yang paling realistis adalah jika kita menerapkan pendekatan yang integratif, dan tidak harus sama semuanya," kata AHY saat menghadiri Forum Komunikasi Daerah Mitra Praja Utama di Jakarta, Selasa (17/6/2025).

Menurut AHY, pendekatan ini merujuk pada studi serta pengalaman internasional dalam pembangunan tanggul laut.

Mangrove Jadi Alternatif Tanggul Alami

Solusi alami yang dimaksud AHY salah satunya adalah penanaman mangrove di kawasan yang masih bisa diselamatkan tanpa infrastruktur keras.

"Ada lokasi-lokasi yang masih bisa kita tangani dengan menggunakan pendekatan natural tadi, ada nature-based solution namanya, solusi berbasis alam menggunakan mangrove, menggunakan yang bukan beton lah," ucapnya.

Namun, tanggul beton tetap akan dibangun di wilayah yang mengalami kerusakan parah.

"Tapi ada yang memang sudah sangat parah, artinya tidak bisa, kita harus benar-benar membangun dinding tebal dan tinggi," lanjut AHY.

Pemerintah akan menentukan wilayah mana yang memerlukan tanggul beton dan mana yang cukup dengan solusi alami.

Wilayah yang sering terdampak banjir rob akan menjadi prioritas utama.

"Kita benar-benar harus meyakinkan blueprint-nya itu rapi benar. Kita tidak ingin lambat-lambat karena kita harus segera membangun ini, karena jangka panjang. Ini bukan setahun dua tahun tapi bisa 10 tahun bahkan 20 tahun jika kita memang punya niat untuk melindungi utara Jawa secara keseluruhan," jelas AHY.

Prabowo: Tidak Ada Lagi Penundaan Giant Sea Wall

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa proyek ini akan segera dimulai dan tidak akan ditunda lagi.

Ia menyebutkan bahwa pembangunan tanggul laut ini telah direncanakan sejak tahun 1995.

"Proyek ini sangat vital, proyek ini berada dalam perencanaan Bappenas sejak tahun 95. Bayangkan, sejak tahun 1995. Kalau tidak salah ya 30 tahun yang lalu," ujar Prabowo.

"Sekarang, tidak ada lagi penundaan. Sudah enggak perlu lagi banyak bicara. Kita kerjakan itu," tegasnya.

Tahap awal pembangunan Giant Sea Wall akan difokuskan di empat titik rawan banjir rob, yaitu utara Jakarta, utara Semarang, utara Pekalongan, dan utara Brebes.

"Prioritas kita adalah DKI, Semarang, Pekalongan, Brebes itu air sudah mengancam kehidupan rakyat kita. Harus segera," ujar Prabowo.

Proyek Raksasa Bernilai Rp1.300 Triliun

Tanggul laut ini akan membentang sejauh 500 kilometer dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur, dengan estimasi biaya mencapai 80 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.300 triliun. Waktu pengerjaan diperkirakan antara 15 hingga 20 tahun.

Untuk wilayah Teluk Jakarta, nilai proyek diperkirakan sebesar 8 hingga 10 miliar dolar AS dan akan memakan waktu 8 hingga 10 tahun.

"Ada pepatah kuno, perjalanan 1.000 kilometer dimulai dengan satu langkah. Saya tidak tahu presiden mana yang akan menyelesaikan, tapi kita harus mulai dan kita akan mulai,” jelasnya.

Dibentuk: Badan Otorita Tanggul Laut Pantura Jawa

Presiden Prabowo juga mengumumkan pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut Pantura Jawa (BOTLPJ) guna mempercepat proyek ini.

“Saya akan bentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantura Jawa. Kita cari singkatan yang enak. Ini vital dan kita akan mulai sekarang,” katanya sambil berkelakar soal budaya singkatan di Indonesia.

Selain itu, ia menginstruksikan timnya untuk melakukan roadshow demi menarik dukungan dan mempercepat pelaksanaan.

Prabowo menyatakan proyek ini terbuka untuk pendanaan dari investor asing, termasuk dari China, Jepang, Korea, Eropa, dan Timur Tengah.

"Kita terbuka, perusahaan-perusahaan dari China, dari Jepang dari Korea dari Eropa dari Timur Tengah yang mau ikut silakan," ungkapnya.

Namun, Presiden menegaskan bahwa proyek ini tetap akan dijalankan meskipun belum ada investor yang masuk.

"Tapi kita tidak tunggu, kita akan gunakan kekuatan kita sendiri," tutup Prabowo.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan Giant Sea Wall Pantura Tidak Semua dari Beton, AHY: Gunakan Mangrove Juga.