Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya

Kasus penipuan cinta alias love scamming terus memakan korban baru. Beberapa waktu ini, seorang staf media Presiden Prabowo Subianto, Kani Dwi Haryani menjadi korbannya.
Berbagai sumber menyebutkan Kani mengalami kerugian material tak sedikit senilai Rp 48 Juta yang diklaim pelaku love scamming untuk kebutuhan sekolah.
Pelaku love scamming dan Kani diduga telah saling kenal sejak 2024. Pelaku mengaku kalau dirinya sebagai pilot.
Lewat pengusutan, ternyata pelaku love scamming di balik akun @febrianalydrss dimiliki perempuan warga Lebak, Banten bernama Marpuah, berusia 21 tahun.
Tanda-Tanda Love Scamming
Love scamming merupakan jenis kejahatan digital yang tenar sejak tahun 2017. Kejahatan digital ini makin signifikan memakan korban seiring peningkatan penggunaan media sosial dan platform kencan online yang turut berkontribusi pada penyebaran modus operandi ini.
Cina merupakan salah satu negara pertama yang menjadi sasaran kejahatan ini. Lalu menyebar ke seluruh dunia. Bahkan kejadian love scamming yang paling mengegerkan terjadi di Norwegia yang kisahnya dijadikan film dokumenter The Tinder Swindler yang ceritanya berdasarkan laporan investigasi media Norwegia, VG, pada 2019.
Pelakunya bernama Simon Leviev, ia memanipulasi hubungan romatis untuk mengeruk keuntungan berjuta dolar dari para wanita di negara Norwegia, Israel, atau Finlandia.
Ciri dan Modus Love Scaming
-
Terlalu cepat jatuh cinta
Perkenalan lewat media sosial menjadi jembatan awal perkenalan dua orang asing. Anehnya, orang yang berniat melakukan love scamming akan lebih cepat menyatakan perasaan sukanya kepada korban. Padahal untuk saling kenal satu sama lain waktunya sangat terbilang cepat.
Pelaku melihat korban potensial dan mulai memanipulasi berbagai perasaan romantisme untuk melancarkan aksi-aksi kejahatannya.
Pelaku akan menunjukkan loyalitasnya kepada korban, dan seiring waktu menuntut balas perlakuan loyalitasnya kepada korban, bentuknya salah satunya materi.
-
Enggan untuk bertemu
Pelaku love scamning kerap menggunakan identitas bayangan. Tak jarang menggunakan data orang lain untuk memuluskan aksinya. Makanya pelaku love scaming enggan melakukan pertemuan.
Tak hanya itu, pelaku love scamming kerap mengatakan berada jarak jauh dengan korbannya, kondisi ini menjadi alasan pamungkas untuk menjadi halangan melakukan pertemuan.
-
Pelaku mulai obral cerita sedih
Dalam hubungan romantis yang sudah disiapkan pelaku, otomatis akan mengikat secara emosional korbannya.
Pelaku love scamming suka membagikan kisah sedihnya untuk mendapatkan simpati dan dikasihani. Di sinilah pelaku tak segan meminta sejumlah uang atau apapun itu untuk mendatangkan keuntungan materi baginya.
Terkadang pelaku love scamming menyampaikan ada kebutuhan mendesak tapi butuh bantuan korban misalnya untuk biaya pendidikan, makan, transportasi dan lain-lainnya. (Tka)