Reza Pahlavi Serukan Transisi Kekuasaan, Saatnya Iran Menuju Demokrasi

Iran, Reza Pahlavi, Khamenei, Putera Mahkota Iran Siap Pimpin Transisi, reza pahlavi, putra mahkota iran, reza pahlavi serukan transisi kekuasaan, Reza Pahlavi Serukan Transisi Kekuasaan, Saatnya Iran Menuju Demokrasi, Bandingkan Situasi Iran dengan Jatuhnya Tembok Berlin, Dapat Dukungan dari Unsur Militer dan Intelijen, Putera Mahkota Iran Siap Pimpin Transisi, Tolak Restorasi Monarki, Kritik Negara Barat yang Masih Buka Jalur Diplomasi, Seruan kepada Dunia: Dukung Rakyat, Bukan Rezim, Reza Pahlavi Kecam Peran Iran dalam Perang dengan Israel

Putra mahkota Iran yang terguling, Reza Pahlavi, kembali menjadi sorotan internasional setelah menyuarakan perlawanan terhadap rezim Ayatollah Ali Khamenei. 

Dalam wawancara eksklusif di Paris pada Senin (23/6/2025), ia menyatakan kesiapannya memimpin Iran dalam masa transisi menuju demokrasi, di tengah melemahnya kekuasaan Khamenei usai serangan udara Israel.

"Rezim ini sedang runtuh. Anda bisa mempercepat itu dengan berdiri bersama rakyat Iran, bukan dengan kembali melemparkan pelampung penyelamat kepada rezim ini," ujar Pahlavi yang kini tinggal di Amerika Serikat, dikutip Kompas.com (24/06/2025). 

Bandingkan Situasi Iran dengan Jatuhnya Tembok Berlin

Pahlavi menggambarkan kondisi terkini Iran sebagai momen bersejarah yang sebanding dengan kejatuhan Tembok Berlin pada 1989. 

Ia menilai, ini adalah waktu yang tepat bagi dunia untuk berpihak pada rakyat Iran, bukan pada penguasa yang dianggapnya gagal mewakili kepentingan bangsa.

Selama sepuluh hari terakhir, serangan udara Israel menghantam fasilitas strategis Iran, termasuk situs nuklir dan instalasi rudal. 

Amerika Serikat juga ikut serta dalam serangan besar, termasuk ke situs nuklir Fordow yang dikenal sangat dilindungi. Hingga kini, keberadaan Ayatollah Ali Khamenei tidak diketahui secara pasti.

Pahlavi mengklaim menerima informasi bahwa Khamenei bersembunyi di bunker bawah tanah dan para pejabat tinggi serta keluarganya mulai mencari jalan untuk meninggalkan Iran.

Dapat Dukungan dari Unsur Militer dan Intelijen

Reza Pahlavi mengungkapkan adanya komunikasi dari unsur militer dan intelijen Iran yang menyatakan keinginan untuk membelot dari pemerintahan saat ini.

"Mereka mulai berkomunikasi dengan kami dari militer dan intelijen," ungkapnya.

Untuk merespons hal ini, ia mengumumkan pembentukan saluran komunikasi resmi dan aman guna menampung lonjakan permintaan dari personel keamanan, militer, dan kepolisian yang ingin memisahkan diri dari rezim.

Putera Mahkota Iran Siap Pimpin Transisi, Tolak Restorasi Monarki

Meski dikenal sebagai putra mahkota, Pahlavi menegaskan bahwa ia tidak berniat mengembalikan monarki. Namun, ia menyatakan siap memimpin masa transisi jika dibutuhkan.

"Saya siap memimpin transisi nasional ini. Saya tidak butuh gelar untuk menjalankan peran itu. Yang penting adalah menjadi seseorang yang bisa menggerakkan bangsa," ujarnya.

Ia menekankan bahwa sistem baru Iran harus menjunjung integritas wilayah, kebebasan individu, dan pemisahan agama dari negara.

Pahlavi menyebut bentuk akhir pemerintahan akan ditentukan melalui referendum nasional.

Kritik Negara Barat yang Masih Buka Jalur Diplomasi

Dalam wawancaranya, Pahlavi memperingatkan negara-negara Barat agar tidak kembali menjalin hubungan diplomatik dengan rezim Iran. Menurutnya, tindakan tersebut hanya akan memperpanjang penderitaan rakyat.

Meski tidak bertemu secara resmi dengan pejabat pemerintah Prancis selama kunjungannya ke Paris, Pahlavi menyebut komunikasinya dengan negara-negara asing tetap berjalan.

"Tim saya telah menjalin kontak di berbagai tingkat dengan pihak-pihak di Eropa dan Amerika," ucapnya.

Seruan kepada Dunia: Dukung Rakyat, Bukan Rezim

Dalam pernyataan akhirnya, Reza Pahlavi menegaskan bahwa masyarakat internasional harus mendengarkan suara rakyat Iran dan bukan terus bernegosiasi dengan pihak yang telah lama menindas mereka.

"Ini saatnya dunia mendengarkan suara rakyat Iran, bukan berunding lagi dengan mereka yang telah menindas kami selama puluhan tahun," tegasnya.

Reza Pahlavi Kecam Peran Iran dalam Perang dengan Israel

Reza Pahlavi juga mengkritik keterlibatan Iran dalam perang melawan Israel yang dimulai sejak Jumat (13/6/2025). Ia menyalahkan Khamenei atas keputusan yang menurutnya tidak mencerminkan kehendak rakyat Iran.

Putra dari raja terakhir Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, ini juga menjadi figur oposisi paling menonjol yang kini mengajak pasukan keamanan Iran untuk memisahkan diri dari kepemimpinan Khamenei.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul dan Siapa Putra Mahkota Iran Reza Pahlavi, Kenapa Ajak Militer Berontak Lawan Khamenei?