USS Nimitz: Kapal Legendaris AS Menuju Misi Terakhir di Palagan Iran Vs Israel sebelum Pensiun

USS Nimitz: Kapal Legendaris AS Menuju Misi Terakhir di Palagan Iran Vs Israel sebelum Pensiun

USS Nimitz, kapal induk tertua milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy), kini berlayar menuju Timur Tengah berkaitan dengan perang Iran Vs. Israel terbaru.

Penugasan Nimitz bertepatan dengan 50 tahun usianya dan kemungkinan besar menjadi penutup karier militernya yang panjang dan penuh sejarah.

Kapal bertenaga nuklir yang telah beroperasi selama 50 tahun ini semula dijadwalkan singgah di Vietnam, namun rute itu dibatalkan dan digantikan dengan pelayaran ke kawasan konflik.

"Karena adanya kebutuhan operasional mendesak," menurut sumber yang dikutip oleh Reuters.

Nimitz sempat berpapasan dengan para nelayan Indonesia dan videonya viral pada Jumat (20/6).

Kapal induk diproyeksikan resmi pensiun pada 2026 setelah melalui berbagai misi penting AS.

Dinamai dari Laksamana Chester Nimitz

Kapal induk ini dinamai dari nama besar Laksamana Chester Nimitz, ikon militer AS era Perang Dunia II.

Kala peluncurannya pada 1975, Presiden Gerald Ford menyampaikan pesan simbolik yang masih menggema.

“Di mana pun Kapal USS Nimitz mengibarkan benderanya, ia akan dilihat sebagaimana kita melihatnya sebagai simbol kuat dari kekuatan Amerika Serikat, tekad Amerika Serikat, dibuat di Amerika dan diawaki oleh orang Amerika,” kata Ford seperti dikutip nationalinterest.org.

Dan benar saja, selama lima dekade, kata-kata itu mewakili peran Nimitz yang konsisten sebagai penjaga stabilitas dunia.

Dari Krisis Iran, Perang Irak, hingga Layar Lebar

Pada penugasan ketiganya, Nimitz langsung dikerahkan ke Timur Tengah saat krisis sandera Iran meletus pada 1979.

Dari dek kapal ini pula, AS mencoba menjalankan misi penyelamatan dalam Operasi Evening Light, meski akhirnya gagal setelah helikopter jatuh sebelum mencapai Teheran.

Tahun 1988, Nimitz menjaga keamanan selama Olimpiade Seoul, dan pada 2003, berperan besar dalam Operasi Iraqi Freedom serta mendukung misi Enduring Freedom di Afghanistan, dengan lebih dari 11 sortie penerbangan.

Tak hanya di medan perang, Nimitz juga punya peran di layar lebar. Ia muncul dalam film fiksi ilmiah The Final Countdown (1980) dan jadi sorotan dokumenter PBS Carrier (2005) yang menampilkan kehidupan di dalam kapal selama penugasan.

Pada misi terakhirnya tahun 2017, pesawat-pesawat dari sayap udara Nimitz turut serta dalam operasi melawan ISIS di Irak dan Suriah, sebelum kapal ini menjalani masa overhaul besar.

Kini, kapal perang yang telah melewati berbagai krisis dunia ini kembali ke laut.

Kali ini untuk perjalanan pamungkasnya, menuju wilayah paling panas di dunia: Timur Tengah. (dru)