Berapa Lama Implan Lutut pada Pasien Osteoartritis Bisa Bertahan?

Osteoartritis lutut kerap menjadi tantangan bagi para lansia, karena menimbulkan nyeri, kaku, hingga membatasi aktivitas sehari-hari.
Salah satu solusi medis yang ditawarkan adalah operasi total knee replacement (TKR) atau penggantian sendi lutut.
Akan tetapi, apakah implan lutut dari operasi ini bisa bertahan seumur hidup?
Berapa lama implan lutut dari operasi total knee replacement bisa bertahan?
Menurut Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi Konsultan Hip & Knee Prof. Dr. dr. Ismail H Dilogo, Sp.OT (K), daya tahan implan lutut cukup panjang, tetapi ada beberapa faktor yang memengaruhinya.
Ia menjelaskan, pada prosedur total knee replacement, tulang lutut pasien akan dilapisi implan.
Bahan yang digunakan umumnya terdiri dari titanium dan polyethylene sebagai pengganti tulang rawan yang sudah rusak akibat osteoartritis.
“Ketahanan bahan-bahan ini cukup lama, biasanya 20 sampai 25 tahun. Karena penyakit ini banyak diidap lansia di atas usia 50 tahun, harapannya tetap bisa tahan seumur hidupnya,” ujar Ismail dalam Media Gathering Siloam Hospitals Mampang, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2025).
Dengan usia pemakaian hingga dua dekade lebih, banyak pasien lansia yang tak perlu khawatir soal penggantian implan untuk kedua kalinya.
Meski demikian, daya tahan ini tetap bergantung pada kondisi tubuh masing-masing.
Infeksi bisa memperpendek usia implan
Walau implan bisa bertahan lama, Ismail menegaskan, ada faktor risiko yang bisa membuatnya rusak lebih cepat. Salah satunya adalah infeksi.
“Tapi ketahanannya ini bergantung pada beberapa faktor, salah satunya infeksi. Kalau ditemukan adanya infeksi, 1 sampai 3 tahun pun disarankan ganti,” jelasnya.
Infeksi yang menyerang area sekitar lutut bisa merusak jaringan dan mengganggu fungsi implan.
Itulah mengapa dokter biasanya melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum operasi, agar potensi infeksi bisa diantisipasi lebih awal.
Pentingnya deteksi sumber infeksi sebelum operasi
Sebelum menjalani operasi total knee replacement, pasien perlu melalui serangkaian pemeriksaan untuk memastikan tidak ada sumber infeksi dalam tubuh.
“Maka sebelum operasi, dokter harus memastikan tidak ada potensi infeksi atau sumber infeksi dalam tubuh pasien,” tegas Ismail.
Ia menambahkan, salah satu sumber infeksi yang sering diabaikan justru datang dari gigi.
“Biasanya sumber infeksinya itu bisa dari gigi atau sekitar mulut. Maka, kami anjurkan untuk tambal gigi atau cabut gigi yang berlubang, karena itu bisa memudahkan masuknya kuman,” jelasnya.
Selain gigi, saluran kemih juga kerap menjadi lokasi bakteri penyebab infeksi.
Oleh karena itu, pasien disarankan memeriksa kesehatan saluran kemihnya terlebih dahulu sebelum operasi.
Pengaruh kondisi gigi dan saluran kemih pada ketahanan implan
Ismail menerangkan, tubuh pasien biasanya mengalami penurunan daya tahan setelah tindakan medis besar.
Oleh karenanya, memastikan tidak ada sumber infeksi bisa meminimalisir kuman berkembang menjadi penyakit baru.
“Hal ini karena setelah operasi, sistem imun pasien menurun. Jangan sampai kuman yang ada di sumber atau potensi infeksi itu menyerang tubuh,” ujarnya.
Dengan kondisi imun yang lemah, infeksi bisa lebih mudah berkembang dan memperpendek usia pemakaian implan.
Inilah alasan mengapa persiapan sebelum operasi sangat penting, agar hasil operasi bisa optimal dan implan bertahan lebih lama.
Secara umum, implan total knee replacement memang dirancang agar dapat bertahan lama, bahkan seumur hidup bagi sebagian besar pasien lansia.
Namun, daya tahannya sangat bergantung pada kebersihan tubuh, kondisi kesehatan, dan pencegahan infeksi.
Bagi pasien osteoartritis yang menjalani prosedur ini, mengikuti anjuran dokter sebelum dan sesudah operasi menjadi kunci, agar implan tetap berfungsi optimal.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!