Top 5+ Alasan Robotic Total Knee Replacement Jadi Alternatif Modern untuk Pengapuran Sendi

Osteoartritis atau pengapuran sendi termasuk penyebab utama nyeri lutut, terutama pada lanjut usia (lansia). Kondisi ini bisa membuat aktivitas sehari-hari terganggu.
Untuk kasus ostartritis yang parah, Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi Konsultan Hip & Knee, dr. Mohammad Triadi Wijaya Sp.OT (K) mengatakan, salah satu solusi medis yang semakin populer adalah Robotic Total Knee Replacement.
“Lutut jadi penopang utama gerak manusia setiap harinya. Jika lutut bermasalah maka akan sulit untuk berkegiatan seperti jalan, duduk, hingga naik tangga,” kata Triadi dalam Media Gathering Siloam Hospitals Mampang, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2025).
Triadi menambahkan, operasi dengan bantuan robot bukan berarti prosedur dilakukan sepenuhnya oleh mesin.
“Pemanfaatan robotic assistant solution dalam operasi sudah cukup banyak digunakan. Ini bukan dikerjakan robot, tapi hanya dibantu dan tenaga manusia tetap pegang kendali,” ucapnya.
Lantas, apa saja kelebihan Robotic Total Knee Replacement dalam mengatasi kondisi osteoartritis? Simak selengkapnya
Robotic Total Knee Replacement untuk pengapuran sendi
1. Operasi lebih presisi
Teknologi operasi lutut dengan bantuan robot hadir untuk penderita pengapuran sendi (osteoartritis). Simak penjelasan dokter selengkapnya berikut ini.
Salah satu keunggulan utama Robotic Total Knee Replacement adalah presisi.
Robot membantu dokter menempatkan implan sendi dengan akurasi tinggi, menyesuaikan bentuk dan kondisi lutut setiap pasien.
“Pemanfaatan robot membuat operasi dan pemasangan implan di sendi jauh lebih presisi sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan setiap pasien,” kata Triadi.
Presisi ini penting untuk memastikan fungsi lutut kembali optimal dan mencegah komplikasi akibat pemasangan implan yang tidak tepat.
2. Minim trauma jaringan
Teknologi operasi lutut dengan bantuan robot hadir untuk penderita pengapuran sendi (osteoartritis). Simak penjelasan dokter selengkapnya berikut ini.
Prosedur bedah biasanya menyebabkan nyeri dan pembengkakan setelah operasi.
Namun, bantuan robotik memungkinkan operasi berjalan lebih mulus dan meminimalisasi trauma pada jaringan di sekitar lutut.
“Biasanya setelah operasi rasa nyeri dan bengkak akan muncul, tapi operasi dengan robot bisa meminimalisir hal tersebut,” jelas dia.
Dengan teknik ini, risiko pendarahan berlebihan dan kerusakan jaringan di sekitar lutut bisa dikurangi, mendukung proses pemulihan pasien.
3. Pemulihan lebih cepat
Teknologi operasi lutut dengan bantuan robot hadir untuk penderita pengapuran sendi (osteoartritis). Simak penjelasan dokter selengkapnya berikut ini.
Keuntungan lain yang dirasakan pasien adalah waktu pemulihan yang lebih singkat. Beberapa pasien bahkan sudah bisa berjalan kurang dari 24 jam setelah operasi.
“Beberapa pasien saya ada yang enam sampai 12 jam setelah operasi sudah bisa berjalan kembali. Kami juga dampingi proses recovery agar bisa lebih cepat pulih,” tutur Triadi.
Triadi menekankan, kecepatan pemulihan sangat bergantung pada kondisi pasien.
Pasien yang sehat cenderung pulih lebih cepat, sedangkan mereka dengan komorbid memerlukan waktu lebih lama.
4. Implan lebih tahan lama
Teknologi operasi lutut dengan bantuan robot hadir untuk penderita pengapuran sendi (osteoartritis). Simak penjelasan dokter selengkapnya berikut ini.
Pemasangan implan yang presisi juga membuat hasil operasi lebih awet. Risiko revisi atau operasi ulang bisa ditekan sehingga pasien bisa menikmati fungsi lutut yang optimal dalam jangka panjang.
“Penggunaan robot membuat operasi lebih presisi sehingga implan yang digunakan di sendi juga bisa bertahan lebih lama dan risiko revisinya jauh lebih rendah,” terang dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Siloam Mampang ini.
5. Rasa aman saat operasi
Teknologi operasi lutut dengan bantuan robot hadir untuk penderita pengapuran sendi (osteoartritis). Simak penjelasan dokter selengkapnya berikut ini.
Bagi pasien, penting memahami bahwa prosedur robotik tetap diawasi sepenuhnya oleh dokter.
Robot berperan sebagai asisten untuk meningkatkan akurasi, bukan menggantikan tenaga manusia.
“Pasien perlu memahami bahwa operasi dengan robot ini tidak serta merta dikerjakan oleh mesin, tetapi tetap ada analisis dan pertimbangan dokter dalam prosesnya,” pungkas Triadi.
Robotic Total Knee Replacement saat ini menjadi pilihan modern untuk pasien dengan osteoartritis lutut yang parah.
Prosedur ini menghadirkan harapan baru bagi lansia dan pasien lain agar tetap aktif dan produktif.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!