Mengenal Osteoartritis, Pengapuran Sendi yang Memicu Nyeri dan Kaku

Seiring bertambahnya usia, berbagai masalah kesehatan mulai muncul, salah satunya penyakit sendi yang dikenal sebagai osteoartritis. Kondisi ini kerap membuat para lansia kesulitan bergerak karena sendi yang semakin terasa nyeri.
Osteoartritis adalah salah satu bentuk pengapuran pada sendi dan paling banyak terjadi di area lutut. Penyakit ini biasanya dialami oleh orang berusia 50 tahun ke atas.
Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi Konsultan Hip & Knee, dr. Mohammad Triadi Wijaya Sp.OT (K) mengungkap, sekitar 20 persen orang juga bisa mengalaminya lebih cepat, yakni sejak usia 40 tahun.
“Lutut jadi penopang utama gerak manusia setiap harinya. Jika lutut bermasalah, maka akan sulit untuk berkegiatan seperti jalan, duduk, hingga naik tangga,” jelasnya dalam Media Gathering di Siloam Hospitals Mampang, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2025).
Mengapa osteoarthritis bisa terjadi?
Dijelaskan oleh dr. Triadi, sendi manusia dilapisi oleh tulang rawan yaitu jaringan pelindung di ujung tulang yang berfungsi sebagai bantalan. Ketika bantalan ini menipis atau rusak, tulang bergesekan langsung dan menimbulkan rasa sakit, kaku, hingga pembengkakan
Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi Konsultan Hip & Knee, dr. Mohammad Triadi Wijaya Sp.OT (K) dalam Media Gathering di Siloam Hospitals Mampang, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2025).
“Menipisnya tulang rawan membuat rasa sakit atau nyeri saat bergerak. Awalnya nyerinya tidak terlalu, namun lama-kelamaan bisa nyeri hebat,” ungkapnya.
Rasa nyeri ini tidak hanya membuat aktivitas sehari-hari terganggu, tetapi juga berisiko menurunkan kualitas hidup.
Tak jarang, penderita harus mengurangi mobilitasnya karena sendi terasa kaku dan nyeri yang muncul semakin sering.
Risiko disabilitas pada lansia
Jika tidak segera ditangani, osteoartritis berpotensi menjadi penyebab utama disabilitas atau kecacatan pada lansia.
Pasien biasanya akan kesulitan bergerak karena massa otot semakin melemah akibat kurangnya aktivitas.
“Jika tidak diobati, penyakit ini jadi penyumbang disabilitas utama pada lansia. Biasanya pasien akan sulit bergerak dan massa ototnya akan melemah,” kata dr.Triadi.
Lebih lanjut, kondisi ini juga bisa memicu terjadinya osteoporosis yang membuat tulang rawan patah.
Bagaimana mengatasi osteoarthritis sesuai tingkat keparahan?
Menurut dr.Triadi, penanganan osteoartritis tergantung pada tingkat keparahan yang dialami pasien. Jika pengapuran masih tergolong ringan, dokter biasanya menganjurkan pasien untuk mengubah gaya hidup.
“Kalau kondisi pengapurannya belum terlalu parah, biasanya pasien akan dianjurkan untuk mengubah gaya hidup dan menurunkan berat badan agar tumpuan sendinya tidak terlalu berat,” ujar dokter yang berpratik di RS Siloam Mampang Jakarta ini.
Selain itu, pasien juga disarankan melakukan olahraga yang tidak membebani lutut atau sendi.
Aktivitas fisik seperti berenang, senam ringan, hingga bersepeda statis bisa membantu menjaga kelenturan sendi tanpa memberi tekanan berlebih.
“Disarankan untuk melakukan olahraga yang low impact exercise, seperti berenang, senam, yang tidak membebankan kerja lutut atau sendi,” tambah dr.Triadi.
Kapan perlu melakukan operasi?
Namun, pada kasus osteoarthritis yang sudah parah, lutut bisa mengalami perubahan bentuk, misalnya menjadi menyerupai huruf X atau O diperlukan tindakan medis lanjutan.
“Tapi kalau kondisinya sudah parah bahkan kaki berubah bentuk jadi X atau O, maka dianjurkan untuk operasi total knee replacement,” terang dr.Triadi.
Operasi total knee replacement dilakukan dengan cara melapisi tulang antar sendi menggunakan bahan artifisial seperti titanium, serta Polyethylene sebagai pengganti tulang rawan.
Prosedur ini memungkinkan pasien bisa kembali beraktivitas tanpa rasa nyeri yang berlebihan, serta mengembalikan bentuk kaki pasien.
Menariknya, kini operasi penggantian sendi lutut semakin canggih karena dapat dilakukan dengan bantuan teknologi robot.
“Operasi total knee replacement kini sudah bisa dengan bantuan robot agar hasilnya lebih presisi dan minim rasa sakit. Namun tetap dengan pendampingan dokter agar hasilnya maksimal,” jelas dr.Triadi.
Osteoartritis memang tidak bisa dicegah sepenuhnya, terutama jika faktor usia menjadi penyebab utamanya. Namun, deteksi dini dan penanganan yang tepat bisa membantu memperlambat kerusakan sendi.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!