Dampak Geopolitik Iran Vs Israel Terhadap Penjualan Motor

Pasar sepeda motor nasional dinilai tengah menghadapi tekanan yang cukup berat tahun ini.
Meski aktivitas penjualan masih berlangsung, pelaku industri mulai merasakan adanya perlambatan yang tidak lepas dari pengaruh kondisi ekonomi global yang semakin tidak menentu.
CEO Benelli Motor Indonesia, Steven Kentjana Putra, mengatakan bahwa situasi global saat ini menjadi tantangan besar bagi industri otomotif.
Keeway Shiny 150 di booth Benelli di IIMS 2025
Salah satu faktor yang mendapat sorotan khusus adalah konflik geopolitik antara Iran dan Israel, yang turut melibatkan Amerika Serikat.
“Saya melihatnya banyak faktor, apalagi sekarang keadaan secara global ya. Saya harus ngomong ini semua di luar ekspektasi, antara Iran-Israel-Amerika, kalau sudah bicara dampak global ini efeknya pasti ke ekonomi,” ujar Steven saat ditemui Kompas.com awal pekan ini.
Menurut Steven, ketidakpastian global bisa memengaruhi stabilitas ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
Hal ini pada akhirnya berdampak pada daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor.
Keeway EV resmi meluncurkan dua model terbaru mereka, QL-2 dan QL-3 di ajang Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair Kemayoran 2025.
Secara nasional, pasar sepeda motor memang menunjukkan tren perlambatan.
Sepanjang Januari hingga Mei 2025, penjualan motor dari anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tercatat sebanyak 2.595.303 unit, turun 2,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 2.659.896 unit.
Sementara itu, total penjualan sepeda motor sepanjang tahun 2024 mencapai 6.236.992 unit, naik dari sekitar 5,2 juta unit pada 2023.
Keeway Gleiten 125
Namun, perlambatan mulai terasa sejak awal tahun ini dan menjadi perhatian serius bagi sejumlah produsen.
Merespons situasi tersebut, Benelli memilih untuk tidak terlalu agresif dalam strategi pertumbuhan.
Fokus utama saat ini adalah menjaga keberlangsungan operasional diler.
“Kami tidak muluk-muluk, yang penting diler bisa paling tidak tidak rugi, dan bisa buka diler lagi, itu sudah indikator sehat,” kata Steven.
Steven tidak bisa menjabarkan target angka penjualan secara spesifik, namun mengatakan saat ini lebih mempertimbangkan stabilitas jaringan diler dan pelayanan purna jual.
“Saya tidak bisa bicara angka ya, tapi (target penjualan) puluhan ribu unit. Karena buat apa kami buka diler banyak-banyak. Cuma memang saya tidak bisa bicara data,” ucapnya.