Penjualan Motor Listrik 2025 Anjlok: Apa Penyebabnya?

Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya minat masyarakat di tengah ketidakpastian kelanjutan subsidi kendaraan listrik dari pemerintah. “Faktor utama adalah calon pembeli yang menunda pembelian karena masih mengharapkan subsidi,” ujar Tekno kepada Kompas.com, Rabu (7/5/2025).
“Kami pun memberikan rangsangan diskon, yaitu sebesar Rp 5 juta, yang memang lebih kecil dibandingkan subsidi pemerintah Rp 7 juta tahun lalu,” kata dia.
Ia juga menyampaikan keprihatinan atas lambannya pengambilan keputusan oleh pemerintah. “(Saat ini) produsen saya bilang 90 persen B2C mati. Ya sekarang mau fokus B2B (business-to-business) saja, karena B2B memang dari awalnya kan enggak ada subsidi,” ucap Irwan kepada Kompas.com (7/5/2025).
“Kalau dari saya anggap saja enggak ada (B2C). Karena sudah bulan Mei kan? (Misal) bulan Mei pengumuman, tunggu acara, jangan-jangan nanti jalannya cuma sebulan,” ujarnya.
Padahal, menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk transisi ke motor listrik. “Padahal kita memiliki 130 juta motor ICE di Indonesia, yang seharusnya (motor listrik) sudah menjadi semacam lifestyle,” kata Agung kepada Kompas.com (7/5/2025).
“Semua itu justru rusak ketika ada mekanisme atau harapan-harapan subsidi. Itu yang membuat semua menjadi kehilangan momentum. Kalau turun berapa persen, saya rasa sangat jauh sekali. Dan itu dirasakan oleh seluruh industri motor listrik,” ucap dia.
Dilansir dari laman resmi Sisapira, unit motor listrik subsidi yang diterima masyarakat pada 2024 mencapai 62.541 unit, sedangkan pada tahun 2023 hanya sekitar 11.532 unit.