Tanpa Stimulus, Startup Motor Listrik Lokal Terancam Gulung Tikar

Pakar otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai langkah tersebut tak sekadar soal insentif harga, melainkan titik krusial dalam perjalanan transisi energi transportasi Indonesia.
Menurut Yannes, subsidi dapat menjadi penyeimbang struktur pasar yang saat ini masih didominasi sepeda motor berbahan bakar fosil.
“Insentif akan membuat teknologi listrik lebih terjangkau bagi kelompok masyarakat yang paling besar jumlahnya, yaitu kelas menengah ke bawah. Dampaknya bukan hanya pada adopsi kendaraan, tapi juga pada arah pembangunan ekonomi rendah karbon,” kata Yannes dalam keterangannya, Senin 18 Agustus 2025.
Dampak Ketidakpastian Kebijakan
Sejak awal 2025, penjualan motor listrik tercatat merosot tajam. Yannes mengungkapkan, anjloknya penjualan hingga 70–80 persen tidak lepas dari tarik ulur kebijakan insentif pemerintah. Ketidakpastian ini, menurutnya, telah mengguncang ekosistem industri dalam negeri.
“Bukan hanya konsumen yang ragu, pelaku industri lokal pun tertekan. Beberapa startup kendaraan listrik bahkan terpaksa menutup bisnis atau mengurangi tenaga kerja. Padahal, merekalah yang berpotensi menjadi tulang punggung pertumbuhan industri EV nasional,” kata dia.
Strategi Industri dan Rantai Pasok
Yannes menegaskan bahwa insentif motor listrik akan memperbaiki ekosistem dari hulu hingga hilir. Harga awal yang lebih terjangkau di level konsumen diyakini dapat menggerakkan permintaan, yang selanjutnya memperkuat rantai pasok komponen lokal serta menarik investasi baru di sektor manufaktur hijau.
“Jika daya beli meningkat, produsen punya ruang untuk berekspansi. Itu artinya, bukan sekadar menambah penjualan unit, tapi juga mendorong tumbuhnya industri komponen dan memperkuat daya saing otomotif Indonesia di kawasan,” kata Yannes.
Momentum Strategis Transisi Energi
Karakter transportasi Indonesia yang masih bertumpu pada sepeda motor dianggap sebagai peluang besar untuk mempercepat transisi energi. Yannes menekankan bahwa insentif yang konsisten dan terukur bisa menjadi pintu masuk untuk transformasi yang lebih luas.
“Ini bukan hanya soal mengurangi emisi atau polusi udara di perkotaan. Dengan stimulus yang tepat, Indonesia bisa membuka peluang ekonomi baru, menjaga kemandirian industri, sekaligus menegaskan posisi sebagai pemain penting dalam lanskap kendaraan listrik global,” tutupnya.