Dari "Desa Maling" Jadi "Desa Paling Aman se-Dunia", Sindiran Warga Pamekasan Maraknya Pencurian

Jawa Timur, Pamekasan, spanduk Desa Maling di Pamekasan, Desa paling aman sedunia, Desa paling aman pamekasan, Dari

Warga Dusun Pokapoh, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, kembali memasang spanduk bernada sindiran terkait maraknya pencurian di wilayah mereka.

Jika sebelumnya spanduk bertuliskan “Selamat Datang di Desa Maling”, kini tulisan itu berganti menjadi “Desa Paling Aman se-Dunia, Termasuk Aman bagi Maling-maling untuk Mencuri dan Dijamin Tidak Akan Tertangkap”, Kamis (21/7/2025).

Pergantian spanduk dilakukan setelah spanduk lama yang viral tiba-tiba hilang pada malam hari.

“Saya tidak tahu apakah spanduk hilang karena angin atau ada orang yang sengaja membukanya,” ujar tokoh masyarakat setempat, Marsuto Alvianto.

Rangkaian Kasus Pencurian

Marsuto mengaku, dirinya pernah kehilangan emas senilai Rp125 juta, belum termasuk emas milik warga lain yang juga raib. Selain itu, sedikitnya delapan sepeda motor warga hilang tanpa pernah ada pelaku yang ditangkap.

“Sedikitnya ada delapan sepeda motor yang hilang di sekitar sini, tapi tidak ada satu pun yang terungkap,” katanya.

Ia menambahkan, warga sebenarnya takut melaporkan atau mengungkapkan kehilangan. Sebab, mereka bisa menjadi target para pelaku jika terlalu vokal. Bahkan, sempat beredar ancaman antarwarga lewat pesan.

“Ancaman juga saya dengar, ada pihak-pihak yang mau datang ke rumah dan memang saya tunggu,” ucapnya.

Bentuk Kekesalan Warga

Menurut Marsuto, pemasangan spanduk tidak dimaksudkan untuk menjelekkan nama desa atau menyebut semua warga sebagai maling. Namun, itu merupakan bentuk kekecewaan karena kasus pencurian terus berulang sementara pelaku belum terungkap.

“Di daerah sini sering kehilangan tapi belum ditangkap pelakunya,” ujarnya.

Ia mencontohkan, pada tahun 2022 banyak emas dan sepeda motor warga yang hilang. Saat itu, laporan ke polisi sudah dibuat, tetapi belum ada tersangka yang diamankan. Ditambah lagi, pada saat kejadian listrik padam sehingga CCTV tidak berfungsi, diduga dimanfaatkan pelaku.

Bahkan, seminggu sebelum peringatan 17 Agustus 2025, dua sepeda motor warga kembali hilang dalam semalam. Menurut Marsuto, motor tersebut dibeli dari hasil penjualan tanah.

“Dua sepeda motor dalam semalam hilang. Kebetulan korban membeli motor dari hasil jual tanah ke saya,” tuturnya.

Kejadian-kejadian itulah yang membuat warga berkumpul dan sepakat memasang spanduk sindiran.

“Masyarakat berkumpul akhirnya muncul istilah desa maling. Saat itu saya buatkan spanduk bertuliskan selamat datang di desa maling,” kata Marsuto.

Respons Polisi

Pihak kepolisian menyatakan telah bergerak menindaklanjuti keresahan warga.

“Reskrim sudah menyelidiki kasus ini dan sudah berusaha mencari terduga pelaku yang meresahkan masyarakat,” jelas Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Jupriadi.

Marsuto juga mengaku sempat mendengar ada penggerebekan polisi di salah satu rumah di Desa Badung setelah spanduk viral, meski ia belum mengetahui hasilnya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!