Ada "Desa Maling" di Pamekasan, Warga Pasang Spanduk karena Kesal Maraknya Pencurian

kemalingan, pencurian, pamekasan, Pencurian di Pamekasan, Desa maling di Pamekasan, Ada

Sebuah baliho bertuliskan “Selamat Datang di Desa Maling, Kami Yakin Malingnya Bukan Orang Jauh” mendadak viral di media sosial. Baliho tersebut dipasang oleh warga Dusun Pokapoh, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Pemasangan baliho itu bukan tanpa alasan. Warga mengaku kesal karena maraknya kasus pencurian di desa mereka, mulai dari perhiasan emas hingga sepeda motor, namun pelakunya tidak kunjung tertangkap.

Berawal dari Kekesalan Warga

Tokoh masyarakat setempat, Marsuto Alvianto, mengatakan ide memasang spanduk tersebut lahir dari rasa frustrasi warga.

“Di daerah sini sering kehilangan tapi belum ditangkap pelakunya,” kata Marsuto, Kamis (21/8/2025).

Marsuto menuturkan, kasus pencurian sudah terjadi sejak 2022. Saat itu, banyak warga kehilangan emas dan sepeda motor. Bahkan ketika kejadian berlangsung, kamera CCTV tidak merekam karena listrik padam.

“Saat itu sudah melaporkan ke polisi tapi belum ada pelaku yang ditangkap,” ujarnya.

Ia menambahkan, aksi pencurian terbaru terjadi seminggu sebelum 17 Agustus 2025. Dalam satu malam, dua sepeda motor milik warga hilang. Ironisnya, motor tersebut dibeli dari hasil penjualan tanah.

“Dua sepeda motor dalam semalam hilang. Kebetulan korban membeli motor dari hasil jual tanah ke saya,” tutur Marsuto.

Karena semakin sering kehilangan, warga akhirnya sepakat memberi julukan “desa maling” untuk kampung mereka.

“Masyarakat berkumpul akhirnya muncul istilah desa maling. Saat itu saya buatkan spanduk bertuliskan selamat datang di desa maling,” kata Marsuto.

Polisi Turun Tangan

Setelah baliho desa maling viral di media sosial, aparat kepolisian dari Polres Pamekasan turun tangan. Polisi bahkan melakukan penggerebekan di salah satu rumah yang dicurigai sebagai tempat tinggal terduga pelaku pencurian.

“Sejak baliho itu viral, ada polisi melakukan penggerebekan di salah satu rumah di Desa Badung, tapi saya belum tahu hasilnya,” ujar Marsuto.

Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Jupriadi, membenarkan adanya penggerebekan tersebut.

“Iya benar, tapi yang terduga tidak ada di lokasi saat polisi ke sana,” kata Jupriadi.

Ia menegaskan, pihak kepolisian masih terus mendalami kasus pencurian yang meresahkan warga Desa Larangan Badung.

Dampak Sosial di Masyarakat

Marsuto mengungkapkan, maraknya kasus pencurian di Desa Larangan Badung tidak hanya menimbulkan keresahan, tetapi juga berdampak sosial. Ada warga yang memilih pindah karena merasa tidak aman tinggal di desa itu.

“Bahkan ada pembeli tanah yang mengurungkan niatnya setelah tahu desa ini tidak aman,” ungkapnya.

Fenomena desa maling di Pamekasan menjadi bahan perbincangan warganet setelah akun Instagram @maduratrending mengunggah foto baliho tersebut pada Rabu (20/8/2025).

Sejumlah warganet menilai pemasangan spanduk itu wajar sebagai bentuk protes warga.

“Saking dari banyaknya korban,” tulis akun @rusdiyan_16.

Namun, ada juga yang memberi saran agar warga meningkatkan keamanan dengan menggelar ronda malam.

“Kok bisa ya, seharusnya ngadain ronda gitu biar enggak selalu meresahkan masyarakat,” komentar akun @ainurgokil.

Sebagai informasi, Kabupaten Pamekasan berada di tengah Pulau Madura, sekitar 120 kilometer sebelah timur Kota Surabaya, Jawa Timur. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul  dan Tribun Jatim dengan judul "Ternyata Ada Desa Maling di Pamekasan, Bermula dari Kekesalan Warga Terhadap Ulah Para Pencuri" 

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!