Spanduk "Desa Maling" Gegerkan Pamekasan, Polisi Akhirnya Bergerak

Jawa Timur, Pamekasan, Madura, Desa maling di Pamekasan, Spanduk, Pencurian Terjadi Bertahun-tahun, Warga Cap Desanya "Desa Maling", Polisi Akhirnya Bergerak, tapi Gagal Tangkap Pencuri, Respon Polisi atas Keresahan Warga "Desa Maling"

Polisi akhirnya bergerak melacak tersangka pencurian setelah sebuah spanduk bertuliskan “Selamat Datang di Desa Maling” yang dipasang warga, mendadak viral di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Spanduk tersebut dipasang warga Dusun Pokapoh, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, sebagai bentuk protes atas maraknya aksi pencurian yang tak kunjung terungkap.

Tokoh masyarakat setempat, Marsuto Alvianto, mengatakan spanduk itu dipasang karena warga sudah jenuh dengan seringnya kehilangan barang berharga, mulai dari emas hingga sepeda motor.

“Di sini sudah sering sekali terjadi pencurian, tapi sampai sekarang pelakunya tidak pernah tertangkap,” ujar Marsuto, Rabu (20/8/2025).

Pencurian Terjadi Bertahun-tahun

Marsuto menuturkan, kasus pencurian di desanya sudah berlangsung sejak lama. Pada 2022, banyak warga kehilangan perhiasan emas.

Selain itu, beberapa motor warga juga hilang dalam kondisi mencurigakan.

Warga sempat melapor ke polisi, namun sampai sekarang pelaku belum berhasil ditangkap.

Pada kejadian 2022, CCTV yang dipasang warga justru mati karena listrik padam. Mereka menduga pelaku sudah mengetahui kondisi tersebut.

Puncaknya, sepekan sebelum peringatan 17 Agustus 2025, dua motor warga hilang dalam satu malam.

Motor tersebut dibeli dengan uang hasil menjual tanah sehingga kerugian yang dirasakan korban sangat besar.

“Dua motor hilang sekaligus dalam semalam. Korban sampai nangis karena motornya dibeli dari hasil jual tanah,” tutur Marsuto.

Warga Cap Desanya "Desa Maling"

Kejadian beruntun membuat warga geram. Mereka lalu berkumpul dan sepakat memberi cap “desa maling” pada daerahnya.

Dari situlah ide membuat spanduk besar bertuliskan sindiran tersebut muncul.

Menurut Marsuto, spanduk ini dipasang bukan sekadar sindiran, melainkan bentuk jeritan hati warga yang menuntut perhatian aparat.

“Masyarakat kesal, akhirnya saya buatkan spanduk itu. Harapannya biar jadi perhatian,” katanya.

Polisi Akhirnya Bergerak, tapi Gagal Tangkap Pencuri

Setelah spanduk viral di media sosial, polisi langsung melakukan penggerebekan di salah satu rumah di Desa Badung.

Namun, hasilnya belum membuahkan hasil karena terduga pelaku tidak ada di lokasi.

Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Jupriadi, membenarkan adanya penggerebekan tersebut.

“Benar, ada penggerebekan. Tapi yang terduga tidak ada di tempat saat didatangi polisi,” ujarnya.

Meski begitu, ia menegaskan penyelidikan masih berjalan. Aparat akan menindaklanjuti kasus ini hingga tuntas.

Respon Polisi atas Keresahan Warga "Desa Maling"

Polisi juga menyadari keresahan warga yang sudah bertahun-tahun merasa tidak aman.

Menurut Jupriadi, pihaknya berkomitmen meningkatkan patroli di titik rawan pencurian, terutama pada malam hari.

“Kami memahami keresahan masyarakat. Karena itu, Polres Pamekasan akan memperkuat pengawasan dan melakukan gelar perkara untuk mempercepat pengungkapan kasus ini,” tegasnya.

Selain itu, warga diminta lebih aktif melaporkan jika ada aktivitas mencurigakan.

Polisi menegaskan sinergi antara aparat dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menekan angka kriminalitas di desa tersebut.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!