'KPop Demon Hunters' Jadi Hit Global, China Langsung Klaim Ada Pencurian Budaya

film animasi Netflix KPop Demon Hunters, yang berfokus pada idol K-pop, meraih pujian internasional, sejumlah warga China mulai melontarkan klaim tak berdasar bahwa film tersebut ‘mencuri budaya China’.
Menurut FlixPatrol, situs pemeringkat layanan video daring (OTT), film yang dirilis pada 20 Juni itu telah menduduki puncak tangga film global sejak 23 Juni. Film ini berhasil meraih posisi nomor satu tidak hanya di Korea, tetapi juga di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Australia, Meksiko, Jepang, dan total di 26 negara.
Di tengah keberhasilan tersebut, beberapa warga Tiongkok mulai mengklaim unsur-unsur Korea yang ditampilkan dalam film itu sebenarnya ‘dicuri dari budaya China’. Tentu saja klaim ini memicu kontroversi.
Seperti dilansir SBS Star, situs ulasan terbesar di Tiongkok Douban menampilkan sekitar 1.000 ulasan terkait dengan KPop Demon Hunters per 24 Juni. Di antara ulasan itu, muncul klaim tak masuk akal seperti ‘film ini menjiplak budaya China’, ‘kenapa unsur-unsur China dimasukkan ke budaya Korea?’, dan ‘film ini berulang kali menampilkan simpul China’.
Profesor Seo Kyung-duk dari Universitas Wanita Sungshin menyatakan ulasan ulasan itu ditulis setelah aktivitas ilegal. “Karena Netflix tidak tersedia secara resmi di China, tampaknya ulasan-ulasan ini ditulis setelah menonton KPop Demon Hunters secara ilegal,” ujar Kyung-duk.
Ia mengecam streaming ilegal sudah menjadi hal lumrah di China. “Hal yang lebih mengejutkan lagi yakni betapa tidak malunya mereka soal itu,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, daripada membuat klaim tak berdasar bahwa 'Korea mencuri budaya China', warga China seharusnya belajar dulu untuk menghormati budaya negara lain.(dwi)