Ferry Paulus Sindir Persib, Netizen Balik Serang dengan Bukti Pitch Invasion Suporter Klub Eropa saat Rayakan Juara

Suporter PSG rayakan juara Liga Champions 2024/25
Suporter PSG rayakan juara Liga Champions 2024/25

 Pernyataan kontroversial dilontarkan oleh Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, terkait insiden pitch invasion suporter Persib Bandung dalam laga kontra Persis Solo. Ia menyebut insiden tersebut sebagai salah satu alasan larangan kehadiran suporter tim tamu tetap diberlakukan pada Super League musim 2025/2026.

Padahal, Bobotoh menyerbu lapangan saat merayakan juara Liga 1. Hal tersebut lazim terjadi bahkan di Eropa yang sepakbolanya lebih maju.

Dalam keterangannya, Ferry mengklaim bahwa kerusakan yang terjadi di stadion—termasuk rumput yang rusak akibat invasi suporter—disaksikan langsung oleh delegasi FIFA. Ia menyebut bahwa larangan ini perlu diterapkan demi menjaga ketertiban dan kualitas pertandingan, terutama dalam laga pembuka liga.

“Bahkan hanya flare, turun ke lapangan, kalau hanya flare ya oke lah, ini turun ke lapangan, mengganggu semua di tribun,” ujar Ferry.

Namun, pernyataan tersebut langsung menuai respons keras dari netizen. Melalui media sosial, banyak yang membandingkan insiden pitch invasion di Indonesia dengan perayaan juara di Eropa yang sering kali juga melibatkan aksi serupa.

Salah satu unggahan Instagram dari akun @pitinfoterbaru bahkan menyindir keras Ferry Paulus. Dalam unggahan tersebut, ditampilkan kolase gambar selebrasi juara dari klub-klub Eropa seperti PSG (Juara Liga Champions 2025), Tottenham Hotspur (Juara Liga Europa 2025), hingga Hamburg SV (Promosi ke Bundesliga 2025), yang menunjukkan suporter juga turun ke lapangan dan berpesta bersama para pemain.

Keterangan dalam unggahan itu juga menyebut bahwa di Eropa pun pitch invasion adalah hal yang umum terjadi dalam perayaan juara, bahkan dihadiri oleh tokoh penting seperti Presiden FIFA, bukan hanya perwakilan. Netizen menyindir bahwa liga di Indonesia terlalu berlebihan dalam membatasi ekspresi suporter.

Padahal di Eropa yang merayakan juara sama aja seperti Persib dan Bobotoh kemarin. Malahan ada Presiden FIFA, bukan perwakilan FIFA yang datang. Liga Champions Eropa suporter dilarang away, Bundesliga dilarang away, nggak ada. wkwk,” tulis akun tersebut.

Sindiran tersebut memperkuat kritik bahwa pelarangan suporter tim tamu di liga Indonesia tidak sebanding dengan semangat sepak bola global yang lebih inklusif terhadap budaya suporter, termasuk ekspresi spontan seperti pitch invasion selama tidak anarkis.

Netizen menilai bahwa justru keberadaan suporter, termasuk aksi turun ke lapangan saat momen-momen spesial, merupakan bagian dari atmosfer sepak bola yang seharusnya dirayakan, bukan ditekan.