Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara

pemadam kebakaran di Yunani, Spanyol, dan Portugal berpacu untuk memadamkan kebakaran hutan pada Kamis (14/8). Mereka memanfaatkan kondisi angin yang lebih tenang sehingga memperlambat laju api. Meskipun begitu, sebagian besar Eropa Selatan masih berisiko tinggi akibat cuaca panas dan kering.
Penurunan kecepatan angin memungkinkan pesawat pemadam kebakaran di ketiga negara yang terdampak parah meningkatkan operasi pengeboman air, dengan berfokus pada zona api yang ada alih-alih mengejar kobaran api yang bergerak cepat. Pihak berwenang memperingatkan suhu ekstrem mungkin akan bertahan.
Otoritas Spanyol melaporkan kematian seorang relawan pemadam kebakaran berusia 37 tahun yang mengalami luka bakar parah di sebuah daerah di utara Madrid, pekan ini. Itu menjadi kematian ketiga di Spanyol akibat kebakaran terbaru. Ribuan orang telah dievakuasi dari rumah mereka di wilayah tersebut dan masih belum dapat kembali.
Di Yunani, dinas pemadam kebakaran mengatakan kebakaran besar di luar kota pelabuhan Patras di selatan telah dikendalikan di pinggiran area perkotaan setelah pengerahan skala besar. Tiga orang ditangkap terkait dengan kebakaran tersebut. Pihak berwenang menyebut kebakaran lahan itu mungkin sengaja disulut. Angin kencang di Yunani bergeser ke bagian lain negara itu pada Kamis. Menteri Perlindungan Sipil Yunani Ioannis Kefalogiannis mengatakan pihak berwenang bersiap menghadapi kemungkinan gelombang besar kebakaran baru.
“Dalam kondisi seperti ini, bahkan satu percikan saja cukup untuk memicu kebakaran tak terkendali. Kombinasi faktor cuaca dan geografis ini tidak memberi kami ruang untuk lengah,” katanya, dikutip BBC.
Di Albania, kebakaran hutan di bagian tengah dan selatan negara itu dikendalikan setelah lebih dari 200 rumah hancur. Perdana Menteri Albania Edi Rama berjanji bahwa polisi akan bekerja siang dan malam untuk menangkap tersangka pembakar yang dituding pemerintah sebagai penyebab beberapa kebakaran tersebut.
Di seberang Laut Mediterania, Maroko menghadapi kebakaran hutan terbesar tahun ini di dekat Bab Taza, di utara negara itu. Api membakar hutan lebat, diperparah angin kencang dan suhu tinggi. Pihak berwenang mengatakan pesawat pengebom air dan lebih dari 450 personel telah mengendalikan kobaran api tersebut. Kebakaran hutan kedua di dekat Tetouan, yang terletak lebih utara, juga telah dipadamkan.
Sementara itu, Badan Perlindungan Sipil Uni Eropa mengatakan pihaknya telah menanggapi permintaan bantuan pekan ini dari Yunani, Spanyol, Bulgaria, Montenegro, dan Albania dengan mengirimkan pesawat dan helikopter pemadam kebakaran dari negara anggota lainnya.
Badan tersebut mengatakan sudah 16 kali mengaktifkan bantuan terkait dengan kebakaran hutan musim panas ini. Hal itu disebabkan karena jumlah kebakaran hutan yang sangat tinggi dan bersifat katastrofis di negara-negara Eropa.
Badan itu menyebut jumlah aktivasi bantuan untuk 2025 sudah menyamai total sepanjang musim kebakaran hutan pada 2024.(dwi)