Uni Eropa Sebut Penutupan Selat Hormuz akan Berbahaya, Tawarkan Dilpomasi Redakan Konflik

Eropa tengah dirundung kecemasan mengenai tindakan balasan yang akan diambil Iran atas serangan yang dilancarkan Amerika Serikat pada Minggu (22/6). Diplomat Uni Eropa menyebut, jika Iran menutup Selat Hormuz, itu akan ‘sangat berbahaya’.
“Kekhawatiran akan adanya aksi balasan dan eskalasi perang ini sangat besar,” kata Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, Kaja Kallas saat para menteri luar negeri Uni Eropa berkumpul di Brussels dalam pertemuan yang membahas agenda utama konflik Iran-Israel, sebagaimana dilansir The Korea Times.
Ia kemudian menegaskan kekhawatiran besar Uni Eropa saat ini ialah penutupan Selat Hormuz. “Terutama penutupan Selat Hormuz oleh Iran akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya dan tidak baik untuk siapa pun,” tegasnya.
Para analis mengatakan Iran mungkin memilih untuk membalas serangan AS yang terjadi Minggu dini hari itu dengan menutup jalur laut yang dilewati seperlima dari total pasokan minyak dunia itu.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio telah mendesak China untuk membantu mencegah Iran menutup jalur perdagangan tersebut. Uni Eropa terus mendesak agar ketegangan diredakan sejak Amerika Serikat bergabung dalam perang Israel dengan menyerang situs-situs nuklir Iran.
“Para menteri sangat fokus pada solusi diplomatik,” kata Kallas pada Senin (23/6). Sebelumnya, pada akhir pekan, ia menyeru kepada semua pihak untuk mundur selangkah dan kembali ke meja perundingan.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa itu, yang bergabung dengan diplomat top dari Prancis, Jerman, dan Inggris dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Jenewa pada Jumat, mengatakan upaya diplomatik Eropa akan terus berlanjut.
“Harus ada solusi diplomatik. Ketika Iran bersedia berbicara dengan kami, saya pikir kita harus menggunakan kesempatan ini,” imbuh Kallas.
Prancis, Jerman, dan Inggris pada Minggu secara bersama menyeru kepada Teheran untuk tidak mengambil tindakan lebih lanjut yang dapat mengacaukan stabilitas kawasan.
Saat berbicara di Brussels, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot menegaskan Eropa dapat memanfaatkan pengalaman mereka yang panjang dalam bernegosiasi dengan Iran untuk mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir.
“Tidak ada solusi militer yang tahan lama untuk masalah ini. Hanya negosiasi yang dapat memungkinkan kita menetapkan batasan jangka panjang terhadap program nuklir Iran,” tegas Barrot.
Ia menyebut Eropa dapat memberikan pengalamannya, kompetensinya, dan pemahaman mendalamnya tentang isu-isu ini untuk membuka ruang dialog.
Di saat yang sama, Barrot memperingatkan pemikiran bahwa perubahan rezim bisa dicapai dengan bom merupakan hal yang ilusif dan berbahaya.
“Kami menolak segala upaya untuk melakukan perubahan rezim melalui kekerasan,” tegasnya.(dwi)