Uni Eropa dan Pemprov Jawa Tengah Kolaborasi Produksi Beras Berkelanjutan Hemat Energi

Uni Eropa dan Pemprov Jawa Tengah Kolaborasi Produksi Beras Berkelanjutan Hemat Energi

Uni Eropa dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah perkuat kolaborasi untuk produksi beras berkelanjutan.

Sejumlah duta besar dan perwakilan negara-negara anggota Uni Eropa (Tim Eropa) bertemu dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui SWITCH-Asia Low Carbon Project (Proyek Beras Rendah Karbon SWITCH-Asia) di Balai Kota Solo, Senin (30/6).

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, H.E. Denis Chaibi, mengatakan Jawa Tengah memegang peran penting dan strategis dalam sektor beras dan penanganan iklim di Indonesia.

Proyek SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project yang didanai oleh Uni Eropa dan diimplementasikan oleh Preferred by Nature, bekerja sama dengan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP).

“Kami mendukung para petani lokal dan telah memberikan fasilitasi serta pendampingan kepada 150 penggilingan padi di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujar Denis.

Dia menjelaskan dengan memperkenalkan teknologi pascapanen yang lebih ramah lingkungan dengan bertransisi dari penggilingan diesel ke penggilingan berbasis energi listrik, proyek ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon di tingkat penggilingan, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan mata pencaharian produsen beras.

"Proyek ini merupakan bukti bagaimana aksi iklim dan pembangunan ekonomi dapat seiring berjalan. Di Jawa Tengah, saya dan para duta besar yang lain telah melihat dampak nyata dari inovasi berkelanjutan, emisi yang lebih rendah, ekonomi pedesaan yang lebih kokoh, dan kerja sama yang lebih erat antara Eropa dan Indonesia,” paparnya.

Program SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project, kata dia, menekankan komitmen terhadap kemitraan berkesinambungan yang bermanfaat bagi masyarakat dan

bumi. Terlebih Jawa Tengah, sebagai salah satu provinsi penghasil beras terbesar di Indonesia, memegang peran kunci dalam proyek SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project.

“Kabupaten seperti Klaten, Sragen, dan Boyolali telah menjadi lokasi percontohan bagi penggilingan-penggilingan padi yang telah mulai beralih ke praktik-praktik hemat energi, meningkatkan rantai nilai setempat, dan berkontribusi pada tujuan iklim nasional,” ucap dia.

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, mengatakan Jawa Tengah adalah salah satu provinsi terbesar dengan jumlah penduduk 37 juta orang di 36 kabupaten dan kota.

Selain itu, Jawa Tengah adalah produsen beras nomor 2 di Indonesia, menyumbang pangan beras sebesar 18% dari kebutuhan beras nasional.

“Di Jawa Tengah juga terdapat sejumlah Proyek Strategis Nasional, dan kami mengundang investasi dari dalam maupun luar negeri dalam bidang swasembada pangan, ekonomi hijau, dan pariwisata,” katanya.

Dia menambahkan pertemuan ini sebagai bagian dari upaya untuk memposisikan diri sebagai pusat tata kelola pemerintah yang ramah lingkungan disertai pembangunan yang inklusif.

“Kami meyakini bahwa pengembangan pertanian rendah karbon, sebagaimana diusung dalam proyek SWITCH-Asia Low Carbon Rice, sangat selaras dengan visi dalam menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan,” pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)